Lunch Discussion FK-KMK UGM Bahas Cara Memahami Gen Z dan Gen Alpha

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan rutin Lunch Discussion berjudul Be a Smart Lecturer, Parents, and Friends in The Digital Era: Mengenal Karakter, Tantangan, dan Keunggulan Gen Z – Gen Alpha, serta Bagaimana Strategi Mengembangkan Ketahanan Mentalnya. Kegiatan diselenggarakan via daring melalui Zoom pada Rabu (3/12/2025). Lunch Discussion kali ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang generasi Gen Z dan Gen Alpha serta cara memahami dan menghadapi kedua generasi tersebut.

Diskusi menghadirkan dua narasumber, yaitu Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dari Center for Public Mental Health (CPMH) UGM dan Astuti Dian Lestari, M.Psi., Psikolog dari Unit Layanan Konseling Psikologis FK-KMK UGM. Pada sesi pertama, Nurul menjabarkan bagaimana karakteristik kognitif dan perilaku serta perbedaan di antara Gen Z dan Gen Alpha, termasuk keunggulan dan tantangan mental pada kedua generasi tersebut.

Nurul mengungkapkan, perguruan tinggi harus bersiap untuk berinteraksi dengan dua generasi paling digital, paling cepat berubah, dan paling rentan secara emosional itu. Apabila para sivitas akademika gagal dalam memahami karakter dan pola pikir Gen Z dan Gen Alpha, maka akan terjadi miskomunikasi, burnout, konflik, disengagement, dan ‘panen’ masalah kesehatan mental. Selain itu, memahami kedua generasi tersebut dengan tepat dapat meningkatkan efektivitas mengajar, kualitas pelayanan, relasi antar-generasi di kampus, dan kualitas kesejahteraan mental semua sivitas.

“Kampus yang humanis akan membuat mahasiswanya berdaya, sehingga mereka bisa memitigasi tantangan yang mereka miliki. Dosen dan karyawan, kita semua orang dewasa di lingkungan ini, adalah figur kunci dalam membentuk ketahanan mental mereka dan menciptakan kesejahteraan bersama,” tutur Nurul.

Pada sesi kedua, Astuti dalam pemaparannya mengungkapkan, fenomena permasalahan mahasiswa di era digital antara lain over exposure, FOMO (Fear of Missing Out), doom scrolling, tekanan akademik, cyberbullying dan doxxing, serta curhat via ChatGPT. Banyaknya permasalahan tersebut di kalangan mahasiswa memerlukan Psychological First Aid (PFA), yaitu bantuan psikologis pertama yang bersifat humanis, suportif, dan praktis.

Beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam PFA antara lain Persiapan, Look/Melihat, Listen/Mendengarkan, dan Link/Menghubungkan. Pada tahap Persiapan, seseorang yang akan memberikan PFA kepada orang lain perlu mempelajari situasi krisis, layanan dan dukungan yang tersedia, serta keselamatan dan keamanan orang yang ditolong.

Pada tahap Look, orang yang menolong dapat memeriksa keamanan, apakah orang yang ditolong memerlukan bantuan gawat darurat, dan apakah ada orang-orang dengan reaksi stres yang sangat serius. Apabila antara penolong dan orang yang ditolong terhubung secara daring, penolong disarankan terhubung melalui telepon atau video untuk memudahkan memahami kondisi orang yang ditolong.

Pada tahap Listen, penolong perlu mendekati orang-orang yang mungkin memerlukan bantuan. Penolong perlu menanyakan apa yang dibutuhkan dan apa yang menjadi kekhawatiran orang tersebut saat itu. Penting bagi penolong untuk mendengarkan cerita orang yang ditolong dan membantunya untuk tenang.

Terakhir, tahap Link mengarahkan penolong untuk membantu orang-orang untuk mendapatkan kebutuhan dan layanan mendasar serta membantu mengatasi permasalahan mereka. Dalam tahap ini, penolong diharapkan dapat memberikan informasi yang diperlukan kepada orang yang ditolong, serta menghubungkan mereka dengan keluarga dan bantuan sosial yang tersedia.

“Jika kita tahu ada kasus-kasus yang terjadi di lingkungan kampus, be mindful untuk bercerita.Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang dialami seseorang,” tutup Astuti.

Kegiatan Lunch Discussion menjadi salah satu kegiatan rutin FK-KMK UGM yang mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera & SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Diskusi ini memberikan akses literasi dasar bagi para dosen dan tendik mengenai karakteristik gen Z dan Alpha yang menjadi generasi di kalangan mahasiswa, sehingga dapat membantu para sivitas untuk memahami cara berkomunikasi dan berperilaku yang humanis dengan kedua generasi tersebut di lingkungan FK-KMK UGM. (Penulis: Citra/Humas).