FK-KMK UGM. Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada membahas fenomena peningkatan kasus Leptospirosis di Kota Yogyakarta yang terjadi di luar pola umumnya. Diskusi ini disampaikan dalam program podcast TropmedTalk yang tayang langsung melalui Instagram @centertropmed pada Rabu, 6 Agustus 2025. Narasumber utama adalah Bayu Satria Wiratama, SKed., MPH., Ph.D., FRSPH, dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK UGM.
Dalam paparannya, Bayu mengungkapkan bahwa meskipun belum berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB), lonjakan kasus Leptospirosis saat ini memerlukan penanganan setara dengan KLB. “KLB bukan hanya perkara diumumkan statusnya, tapi yang penting adalah penanganan sudah dilakukan sebagaimana mestinya,” tegasnya. Fenomena ini menjadi perhatian karena tren peningkatan biasanya muncul pada musim hujan atau pascabanjir, namun kali ini justru terjadi pada musim kemarau.
Bayu menduga, faktor lingkungan khususnya pengelolaan sampah menjadi pemicu utama. Penumpukan sampah di beberapa titik kota menyediakan sumber makanan dan tempat berkembang biak tikus, hewan pembawa bakteri Leptospira. Perubahan pola ini menunjukkan bahwa risiko penularan tidak lagi bergantung pada adanya banjir atau genangan air. Leptospirosis sendiri adalah penyakit zoonosis yang dapat menular melalui kontak kulit, termasuk luka kecil yang tidak terlihat, dengan air atau tanah terkontaminasi urin tikus. Gejalanya sering menyerupai demam berdarah atau chikungunya, sehingga diagnosis dini menjadi krusial.
Menurut Bayu, pengendalian Leptospirosis membutuhkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pasar, hingga Dinas PUPR, serta keterlibatan aktif masyarakat. Warga diimbau menjaga kebersihan lingkungan, mengelola sampah dengan baik, menutup makanan dan minuman, serta menggunakan alas kaki saat beraktivitas di area berisiko.
Kegiatan edukasi publik ini menjadi wujud komitmen FK-KMK UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, guna menekan risiko penularan penyakit tropis seperti Leptospirosis sepanjang tahun.(Kontributor: Muhammad Ali Mahrus).