Leukofun: Inovasi Permainan Papan untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Anak Leukemia

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada meluluskan mahasiswa Program Studi Doktor, Sri Ramdaniati, S.Kep., Ners., M.Kep, dengan predikat Cumlaude sebagai Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. Dalam ujian terbuka di Auditorium Lantai 8 Gedung Tahir Foundation FK-KMK UGM pada Selasa, (12/08). Sri Ramdaniati memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Intervensi Terintegrasi melalui Bermain, Perawatan Spiritual dan Akupresur (InSpirasiKu) untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak Leukemia Fase Konsolidasi”.

Penelitian ini mengembangkan Leukofun, sebuah permainan papan (board game) yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas hidup anak penderita leukemia. Penelitian ini dilaksanakan bekerja sama dengan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RS Al Islam Bandung, dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Ramdaniati menyampaikan bahwa latar belakang penelitian ini berangkat dari fakta bahwa leukemia merupakan kanker dengan insiden tertinggi pada anak, yang juga termasuk kategori penyakit katastropik dengan biaya pengobatan tinggi.

Pengobatan utama melalui kemoterapi memang efektif membunuh sel kanker, namun kerap menimbulkan efek samping yang memengaruhi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual anak. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan keperawatan yang integratif untuk mendukung pemulihan holistik. Penelitian ini menggunakan desain exploratory sequential mixed method dalam tiga tahap: identifikasi pengalaman anak leukemia, pengembangan intervensi berdasarkan temuan tahap awal, dan penerapan intervensi melalui metode quasi experiment pre-post with control design.

“Ketika bermain Leukofun, anak-anak yang bermain itu harus melewati petak-petak tertentu, pada petak tersebut ada dua petak wajib yang harus diikuti, yaitu Zona Akupresur dan Zona Semangat. Jadi akupresur-nya ini berada dalam permainan yang diikuti,” terang Ramdaniati.

Tahap pertama melibatkan wawancara mendalam dengan anak leukemia usia sekolah, orang tua, dan perawat. Tahap kedua menghasilkan konsep permainan Leukofun yang diuji validitasnya oleh para pakar. Tahap ketiga menguji efektivitas permainan ini terhadap 49 anak leukemia, dengan hasil menunjukkan penurunan signifikan pada tingkat kecemasan serta peningkatan kualitas hidup.

Uji statistik t-test independent membuktikan bahwa kelompok anak yang mengikuti intervensi Leukofun mengalami perbaikan bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Permainan ini membantu mengurangi rasa cemas, mual, dan fatigue, sekaligus meningkatkan rasa optimisme. “Dari statsitik sudah dapat diidentifikasi bahwa permainan Leukofun ini mampu mengatasi kecemasan sekaligus juga meningkatkan kualitas hidup. Kemudian kalau kita lihat dari sisi klinis, kita bisa identifikasi dari sejak pelaksanaan. Pada waktu pelaksanaan, anak-anak bisa terlihat lebih gembira. Artinya secara klinis, menurut kami sudah bisa membuat mereka bahagia.”

Inovasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan kreatif dan terintegrasi dapat memperkuat peran keperawatan dalam perawatan anak dengan penyakit kronis. Rencana penerapan Leukofun di unit perawatan anak leukemia di rumah sakit diharapkan mendukung tercapainya tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Humas/Sitam).