Wanita menghadapi peningkatan risiko kesakitan dan kematian akibat aritmia ventrikuler ketika memasuki usia pascamenopause. Penggunaan antiaritmia untuk terapi aritmia ventrikuler pada pasca-menopause beresiko memperberat aritmia, sedangkan penggunaan terapi sulih hormon estrogen masih kontroversi. Pencegahan aritmia ventrikuler pada pascamenopause dapat digunakan latihan fisik teratur dan terukur karena memiliki efek terhadap frekuensi denyut jantung, durasi potensial aksi, durasi repolarisasi, ekspresi saluran ion Ca dan K di otot ventrikel jantung. Latihan fisik teratur dan terukur dapat meningkatkan sintesis estrogen ekstragonadal. Model hewan coba tikus memiliki aktivitas kelistrikan otot jantung dan kondisi hormonal serupa manusia. Perlu dibuktikan latihan fisik teratur dan terukur pada pasca-ovariektomi dalam mencegah risiko aritmia ventrikuler melalui perubahan aktivitas kelistrikan serta sintesis estrogen di otot ventrikel jantung.
Setelah dilakukan penelitian pada tikus pasca-ovariektomi dapat disimpulkan bahwa latihan fisik teratur dan terukur mencegah risiko aritmia ventrikuler, merangsang sintesis estrogen ke ototventrikel jantung dan dapat meningkatkan ekspresi reseptor estrogen α di otot jantung.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui subtipe saluran ion K dan Ca serta proses sintesis estrogen di otot jantung guna memberikan pencegahan aritmia ventrikuler pada wanita pascamenopause yang lebih tepat. Seperti yang disarankan dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM yang berhasil lulus Ujian Terbuka dengan nilai sangat memuaskan pada 31 Juli 2013. (Dian/Humas)