LAMPTKes, Proses ‘Kalibrasi’ Pendidikan

FK-UGM. Proses akreditasi LAMPTKes merupakan sebuah proses ‘kalibrasi’ agar mutu pendidikan semakin baik. Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) saat membuka agenda kunjungan tim assessor LAMPTKes untuk Program Studi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM, Senin (25/9) di ruang sidang utama gedung KPTU lantai 3.

“Momen kali ini menjadi sangat penting karena mampu menjadi upaya bersama untuk kembali me-review, bahkan untuk mendapatkan masukan dari assessor agar prodi bisa ‘melompat’ lebih tinggi,” imbuhnya.

Ketua program studi (prodi), dr. Rina Triasih, M.Med (Paed)., PhD., SpAK., menyampaikan bahwa saat ini Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM mempunyai 473 peserta didik aktif. Melihat jumlah mahasiswa yang cukup besar, prodi senantiasa melakukan evaluasi pendidikan terutama terkait lulusan tepat waktu.

“Memang berdasarkan data pada tahun 2015, anak didik kami tingkat kelulusan masih di atas 5 tahun. Kami telah melakukan evaluasi, dan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk perbaikan diantaranya adalah pertama memberikan kursus metodologi penelitian pada masa awal pendidikan (orientasi) di 2 bulan pertama pendidikan. Kedua, mengubah program combined degree (MS-PPDS) ke semester 7, dan yang ketiga, penguatan koordinator di tahap senior untuk mengawal peserta didik yang akan lulus,” terangnya.

Dokter Rina Triasih juga mengungkapkan bahwa melalui upaya tersebut setidaknya perkembangan ke arah perbaikan lama studi menjadi lebih baik. “Di tahun 2016 sudah ada 3 peserta lulus tepat waktu, dan di tahun 2017 ini, dari 70 peserta ujian nasional di Surabaya, ada 8 peserta UGM lulus tepat waktu,” ujarnya.

Visitasi akreditasi LAMPTkes di prodi Ilmu Kesehatan Anak rencananya akan berlangsung selama 2 hari dengan assessor Dr. dr. Djatnika Setiabudi, SpAK dan Dr. dr. Aryono Hendarto, SpAK. Agenda ini juga dihadiri oleh jajaran Dekanat maupun pengurus Fakultas Kedokteran UGM, Direksi RSUP Dr. Sardjito, dan RS jejaring pendidikan. (Wiwin/IRO)

Berita Terbaru