Menyusui sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu. Hasil penelitian dari Oxford University dan Institute for Social and Economic Research (2010), menyebutkan bahwa anak yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh menjadi anak yang lebih pintar dalam membaca, menulis, dan matematika. Pemberian ASI eksklusif juga dapat mencegah penyakit seperti diare dan pneumonia yang 40 persen menjadi penyebab kematian balita di Indonesia (Story dan Parish, 2008).
Tidak hanya bagi anak saja, begitu pula ibu yang memberi ASI ekslusif akan terlindung dari ancaman kanker ovarium, kanker payudara, dan dapat menurunkan berat badan setelah melahirkan dengan lebih cepat. Luar biasa!
Sayangnya, berdasar Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010, persentase ibu yang menyusui anaknya masih sangat kecil, hanya 15.2%. Jauh lebih kecil dibanding angka menyusui global yaitu 32.6%. Fakta lain menyebutkan bahwa ibu yang aktif bekerja di sektor informal, pegawai negeri, atau pegawai kantoran memiliki kebiasaan menyusui yang lebih singkat dibanding wanita yang aktif bekerja di sektor pertanian maupun ibu rumah tangga (Jurnal Gizi Indonesia, 2009).
Menyusui pun menjadi perkara repot bila wanita telah siap pergi bekerja lalu si anak menangis. Begitu pula saat berada di ruang publik seperti pusat perbelanjaan, kantor, dan stasiun. Rasa bingung bagaimana cara menyusui tanpa mengeluarkan seluruh payudara, rasa malu, takut membuat orang di sekitar tidak nyaman, sering bergelayutan di hati sehingga mereka pun lebih memilih mengganti ASI dengan susu formula. Mencari pakaian khusus menyusui di pasaran pun terbilang susah dan harga yang tidak murah.
Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) (2012), jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif pada tahun 2007 adalah 32%, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 42%. Dari sini kami menyimpulkan bahwa ada peningkatan kesadaran pada ibu-ibu untuk menyusui secara eksklusif.
Tentu saja dengan jiwa kewirausahaan yang kami miliki, kami melihat ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Kami mengambil kesempatan emas ini untuk mengangkat sebuah produk pakaian menyusui bernama Laktasuit. Melalui produk kami pula, kami turut mengkampanyekan ASI Eklusif lewat pakaian menyusui. Nama Laktasuit berasal dari kata laktasi yang berarti menyusui dan suit yang berarti pakaian.
Pakaian ini akan memudahkan proses laktasi, baik di rumah maupun di ruang publik, tanpa memperlihatkan keseluruhan payudara sehingga akan memberi kenyamanan bagi sang ibu dan juga orang di sekitarnya. Cara memperolehnya pun sangat mudah karena selain melalui cara offline, kami juga akan menggunakan sistem jualan online yang sedang booming, sehingga pasar konsumen akan menjadi sangat luas.
Kami berharap laktasuit mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan membuka peluang usaha. Ketertarikan konsumen dalam dunia fashion menjadikan peluang pasar yang jelas dan luas, sehingga diharapkan masyarakat produsen Laktasuit mampu mendapatkan profit yang tinggi.
Laktasuit ingin memberi paragdigma baru bahwa menyusui itu mudah kepada ibu Indonesia yang aktif, baik aktif dalam dunia karir maupun rumah tangga. Dan dengan desain yang menarik, kami yakin produk ini akan laris di pasaran.
Pada awalnya, kami membuat desain pakaian yang casual dan formal. Sebisa mungkin desain pakaian tidak terlihat seperti pakaian menyusui. Sehingga ibu merasa nyaman dan fashionable. Berikut adalah empat desain yang telah dibuat sebagai desain utama kami.
Ternyata, setelah bisnis kami siap berjalan, pasar memiliki selera yang berbeda. Pada saat itu, model pakaian yang sedang tren di pasaran adalah model pakaian dress panjang dengan rompi. Maka kami menangkap ini sebagai peluang usaha.
Pemilihan kain pun harus disesuaikan dengan desain pakaian yang kami pilih. Kami juga mempertimbangkan konsumen kami. Konsumen kami adalah ibu hamil, ibu menyusui. Tentu saja ukuran pakaian harus menyesuaikan. Maka kami memilih bahan yang elastis sehingga nyaman digunakan. Apalagi dengan efek kerut yang dapat menyembunyikan perut ibu yang cenderung membesar setelah melahirkan. Kami pun memilih bahan campuran katun dan spandeks. Proses produksi, kami bekerja sama dengan beberapa penjahit.
Target pasar kami tidak kami batasi, maka kami melakukan promosi seluas-luasnya. Melalui online diantaranya facebook: Laktasuit Ibu Aktif, twitter: Laktasuit, Blckberry Messenger dan website: www.laktasuit.com. Bahkan kami merambah pada situs penjualan online yang sudah terkenal seperti tokoagus.com dan berniaga.com. Tentu saja kami juga melakukan promosi secara offline. Kami membuka stand di Pasar dan di pameran. Selain itu, kami juga membuat pamflet, brosur, katalog, voucher diskon.
Produk kami telah terdistribusi secara luas di Indonesia. Tercatat Kota Palu, Palembang, Balikpapan dan Denpasar sudah menjadi konsumen kami di luar Pulau Jawa. Di Pulau Jawa diantaranya Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Metode distribusi kami adalah menggunakan system reseller, sehingga kami pun bisa memberi lapangan kerja pada orang lain tanpa mengenal usia.
Produk Laktasuit ini dikembangkan oleh mahasiswa FK UGM bekerjasama dengan mahasiswa dari Fakultas Tehnik, meraka adalah Yasmin Noor Afifah, Fadiah Nur Amalina, Amelia Devy Indriasari, Putri Istiqomah Rizki Hidayatun, Jayanti Ayu Kusumastuti. mereka berhasil lolos seleksi dan masuk dalam 10 tim yang akan berangkat menuju final PIMNAS di Universitas Mataram september ini. Kemarin (3/9) telah dilakukan pembekalan kepada 10 tim tersebut guna mempersiapkan mereka bersaing dengan universitas lain pada saat final berlangsung. (Dian Humas/Tim Laktasuit)