Kuliah Pakar dr. Irawan Satriotomo, PhD-Alumnus FK UGM

IMG_1515 IMG_1517

Yogyakarta – Fakultas Kedokteran UGM terus memperkuat kapasitas dan daya dukung organisasi untuk meningkatkan capaian-capaian di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, antara lain melalui pengembangan kerja sama penelitian yang terintegrasi (translational research)  dengan pusat-pusat penelitian kelas dunia. Salah satunya adalah penjajagan kerja sama dengan Indonesia Brain Research Center (IBRC) Surya University, yang mengemuka dalam diskusi antara Tim Biomedik S2 dan S3 dengan dr. Irawan Satriotomo, PhD -alumnus Fakultas Kedokteran UGM tahun 1995 yang menjabat sebagai Direktur IBRC pada Senin (12/5) di Ruang Sidang Utama KPTU FK UGM. Hal tersebut diperkuat dalam pertemuan lanjutan dengan Dekan Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, SpB(K)Onk yang menyepakati kerja sama translational research baik untuk pengembangan Neuroscience Consortium maupun penelitian multidisiplin lainnya. Dr Irawan yang juga menjadi ilmuwan senior di Department of Anesthesiology, College of Medicine, University of Florida Center for Translational Research in Neurodegenerative Disease diharapkan bisa menjadi pembimbing penelitian mahasiswa Pascasarjana dan PPDS FK UGM serta ikut mengembangkan jejaring internasional translational research from bench to bedside”  untuk memberikan manfaat klinis yang optimal melalui diganosis; hasil prediksi dan pengobatan yang lebih baik dengan tujuan akhir keselamatan pasien.

IMG_1511Selain bertemu dengan Dekan dan pengurus fakultas, dalam kunjungannya ke FK UGM kali ini kepakaran dr Irawan Satriotomo, PhD dalam bidang Neuroscience juga dimanfaatkan melalui transfer ilmu pada para staf, residen dan mahasiswa dalam kuliah pakar Continuing Medical Education: Intermittent hypoxia: Phenotypic plasticity in respiratory & non respiratory motor neurons and its clinical applications hari ini (13/5) di Auditorium I Basement Bagian Neurologi RSUP Dr Sardjito.  Dr Irawan dengan IBRC bertekad mengaplikasikan penelitian neurosains untuk mencegah terjadinya penyakit neurodegenerative, penyakit progresif dari sistem saraf yang berhubungan dengan kerusakan sel-sel saraf yang menjadi masalah utama dalam berbagai penyakit saraf, seperti Stroke, Amyotrophic Lateral Scleoris (ALS), Alzheimer, Parkinson, penyakit Huntington, Multiple Sclerosis, Cord Injury Spinal (SCI) atau kerusakan sumsum tulang.  Saat ini, penyakit neurodegenerative dan metabolik memperlihatkan tren peningkatan -Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan bahwa sebesar 15,4% stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Dengan bertambahnya usia harapan hidup di Indonesia, menimbulkan masalah baru yaitu proses penuaan otak dan jaringan saraf sehingga hal ini akan menjadi permasalahan nasional dan berdampak multiple jika tidak diantisipasi.

Salah satu hasil penelitian Dr Irawan (2010-2012) adalah “The role intermittent hypoxia in spinal cord injury” yang mengembangkan terapi terbaru menggunakan hipoksia intermiten untuk menginduksi plastisitas di motor neuron dari tulang belakang model cedera pada tikus dan pada pasien cedera tulang belakang kronis. Diharapkan Repetitive acute intermittent hypoxia (rAIH) yang mengatur kadar endogen pertumbuhan penting/faktor trophik kritis untuk kelangsungan hidup motor neuron, bahkan di daerah sistem saraf pusat terkait dengan somatik (versus pernapasan), menjadi alat yang berguna sebagai terapi baru dalam pengobatan gangguan kelumpuhan parsial seperti cedera tulang belakang dan penyakit motor neuron.      \sari

Poster CME Mei 2014_4