Kuliah Umum Magister Ilmu Kedokteran Klinis: Pentingnya menerjemahkan sains ke dalam kebijakan

FK-KMK UGM. Dalam rangka menyambut mahasiswa baru  Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Klinis (IKK) semester genap tahun ajaran 2023/3024, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema Applying Evidence in Developing Health Policy, The Challenges Opportunity and Current State in Indonesia and Worldwide, pada hari Jumat 1 Maret 2024 yang lalu

Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid ini mengangkat masalah pengembangan kebijakan kesehatan yang efektif dengan menerapkan bukti ilmiah (evidence based) dalam proses pengembangan kebijakan kesehatan. 

Bertempat di ruang auditorium lantai 1, Gedung Pascasarjana Tahir Foundation Sayap Utara, FKKMK UGM, kegiatan ini dihadiri oleh 74 mahasiswa baru Semester Genap Tahun Ajaran 2023/2024 yang hadir secara luring di ruang acara, serta puluhan peserta lainnya hadir secara daring melalui platform zoom. 

Kegiatan ini juga turut mendukung pelaksanaan pencapaian sustainable development goals (SDGs) ke-4, yaitu untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas. Prodi Magister IKK juga turut mengundang Dekan FKKMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH sebagai narasumber kuliah umum ini.  

Evidence Informed Policy merupakan topik yang diangkat dalam kegiatan ini, sebab topik ini banyak disoroti terutama pada masa pandemic covid. Pada masa tersebut, banyak klinisi dan ilmuwan yang kemudian menjadi penasihat dan pengambilan keputusan baik di tingkat nasional, global dan daerah. Sayangnya, kebijakan yang diambil seringkali dianggap tidak berbasis bukti, tidak rasional, tidak berbasis science, terlalu mementingkan aspek ekonomi dibanding kesehatan , bahkan dianggap terlalu politis oleh kalangan akademisi.

Tidak hanya itu, di negara maju seperti Amerika kala itu, banyak kebijakan yang juga tidak merujuk pada kaidah saintifik, karena pemimpin tertinggi saat itu tidak terlalu mempertimbangkan kaidah saintifik dalam pengambilan keputusan, sama seperti di Indonesia pada awal masa pandemi. 

Belajar dari pengalaman tersebut, prodi IKK mendorong untuk diterapkannya public speaking course yang membekali mahasiswa untuk mengkomunikasikan evidence based language. Hal ini dapat membantu para klinisi untuk turut mewarnai pengambilan kebijakan, utamanya di bidang kesehatan, dengan evidence-based science. Sebab, menerjemahkan evidence-based science ke dalam policy bukan perkara yang mudah dan bukan perkara yang linier, namun perkara yang kompleks, multidimensi, translasional, dengan hasil yang sifatnya tidak menjadi evidence dependant policy tetapi evidence informed policy

Harapannya, skill set public speaking yang telah diterapkan oleh IKK ini nanti dapat menjadi masukan bagi prodi lain untuk melengkapi skills set lainnya yang dibutuhkan agar mahasiswa dapat menjadi SDM yang unggul dan bermanfaat baik secara saintifik, juga terhadap bangsa dan negara.

Sebab, kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, dan kebijakan di bidang kesehatan yang efektif dan menyeluruh dapat membantu kesejahteraan masyarakat secara umum. (Penulis: Tiva Gani Agustiana Editor: Pranindya Rinastiti)

Berita Terbaru