Kuliah Umum Ilmu Kedokteran Klinis FK-KMK UGM Bahas Penggunaan AI dalam Bidang Kesehatan

FK-KMK UGM. Program Studi Ilmu Kedokteran Klinis FK-KMK UGM menyelenggarakan kuliah umum secara bauran di Auditorium Tahir Utara Lantai 1 FK-KMK UGM dan melalui Zoom, pada Jumat (7/3/2024). Acara tersebut mengangkat topik “Artificial Intelligence in Healthcare”, dengan menghadirkan Guru Besar Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Nazrul Effendy, S.T, M.T., Ph.D., IPM., sebagai pembicara.

Dalam sambutannya, Ketua Prodi Magister Ilmu Kedokteran Klinis FK-KMK UGM, Prof. dr. Retno Sutomo, Sp.A(K)., Ph.D., mengatakan, Artificial Intelligence (AI) telah mendisrupsi hampir semua bidang kehidupan. Saat ini, semakin banyak kolaborasi antar disiplin, termasuk Ilmu Kedokteran Klinis dengan Teknik berupa biomedical engineering. Oleh karena itu, di bidang akademis, AI harus digunakan dalam koridor kepatutan dan kelayakan.

“Mudah-mudahan, ini membuka wawasan kita bahwa keilmuan kita tidak hanya berkutat hanya pada kedokteran secara murni, tetapi kita harus berkolaborasi dengan bidang lain, saling bersinergi dan akan memperluas aplikasi penelitian, aplikasi layanan,” kata Prof. Retno.

Membuka sesinya, Prof. Nazrul menjelaskan tentang konsep AI. Berakar dari kata artificial (buatan) dan intelligence (kecerdasan), AI merupakan teknologi yang meniru kecerdasan manusia dan mengaplikasikannya ke dalam mesin komputer.

“Dalam bidang kesehatan, AI telah diaplikasikan untuk mendiagnosis keparahan penyakit pasien, mendiagnosis pasien melalui citra, menemukan dan mengembangkan obat yang terpersonalisasi, menjadi chat bot, mencatat riwayat kesehatan pasien, melakukan percobaan klinis, dan memprediksi wabah di masa ke depannya,” kata Prof. Nazrul.

Secara spesifik, Prof. Nasrul memaparkan berbagai contoh penggunaan AI dalam bidang kesehatan, antara lain menginformasikan terkait pelayanan kesehatan di rumah sakit, membantu menerima pasien, mengurangi kecemasan pasien, membantu staf dalam memonitor kesehatan pasien, hingga melakukan manajemen antrian pasien. Tak hanya itu, Guru Besar Fakultas Teknik UGM tersebut juga menerangkan berbagai peran AI dalam mendiagnosis kondisi kesehatan global, seperti mendeteksi aritmia jantung, keracunan darah (enam jam lebih cepat dibandingkan dokter), epilepsi, kejang, kondisi kulit melalui aplikasi, stroke, hingga kanker payudara dengan akurasi sebesar 94 persen.

Saat ini, Prof. Nazrul mengungkapkan, tantangan penggunaan AI dalam bidang kesehatan adalah bagaimana penemuan obat yang dibantu oleh AI dapat mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai target, begitu pula dengan perkembangan smart sensors untuk memonitor kerja jantung.

“Bagaimana kolaborasi antara ahli AI dan para dokter untuk ke depan bisa menerapkan AI di berbagai bidang dan diterapkan,” tutup Prof. Nazrul.

Kuliah Umum Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Klinis FK-KMK UGM tersebut merupakan bagian dari upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas).