Kuliah Tamu Prof Phoebe Williams “Symptom Checklist for Children with Cancer”

Yogyakarta –  Acute Lymphoblastic Leukemia (A.L.L.) adalah kanker yang paling umum pada anak-anak, dan merupakan 1/3 dari semua kasus kanker anak. Kejadian tahunan (di AS) lebih kurang 30 kasus/juta orang dengan insidensi puncak pada anak usia 2-5 tahun. Kanker ini juga mempengaruhi dua kali lebih banyak anak-anak kulit putih dibandingkan yang non kulit putih, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Manifestasi klinis A.L.L. yaitu penurunan RBC dan trombosit; perubahan leukosit; secara fisik tampak pucat, kelelahan, terjadi perdarahan dan demam. Di Indonesia sendiri, berdasarkan ›Data Sistem Registrasi Kanker Indonesia tahun 2005 – 2007, estimasi anak dengan kanker (usia 0-17 thn) yaitu 9 dari 100.000 anak dan merupakan 4.7% dari kasus kanker semua usia. Leukemia berada di urutan tertinggi yaitu sebanyak 2.8 per 100.000 kasus, disusul ›Retinoblastoma (2.4 per 100.000) dan berturut-turut ›Bone Cancer (0.97 per 100.000), ›Lymphoma (0.75 per 100.000), ›Ca.Nasopharing (0.43 per 100.000).  Data di atas dipaparkan oleh Profesor Phoebe Williams, PhD, RN, FAAN dari Kansas University Medical Centre, School of Nursing, AS dan Yuliana Hanaratri, MA Nursing dari Yayasan Anyo Indonesia yang secara bergantian memberikan kuliah tamu Jumat (22/8) di Ruang Sidang Utama FK UGM dengan peserta mahasiswa S1-S2 Keperawatan dan Residen Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

IMG_4257 IMG_4266

Prof Phoebe menambahkan dalam kuliahnya bahwa kombinasi kemoterapi dengan atau tanpa radiasi merupakan pengobatan pilihan yang menyebabkan fisiologis secara signifikan dan mengakibatkan efek samping lainnya. Hal tersebut memotivasi Profesor Phoebe Williams melakukan riset  berkolaborasi dengan suaminya, Prof Arthur R. Williams, PhD dari University of South Florida, Dept. of Health Policy and Management, College of Public Health, dan mereka berdua berhasil membuat checklist untuk mendeteksi gejala yang dirasakan oleh pasien anak dengan kanker. Melalui ceklist ini dapat disimpulkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak penderita kanker yang sangat bermanfaat untuk menentukan intervensi yang akan dilakukan kemudian. Berdasarkan riset pengobatan yang dilakukan di AS dan Thailand, selama perawatan terjadi gejala keparahan pada Therapy-Related Symptom Checklist-Children (TRSC-C) dan gejala pemulihan pada Symptom Alleviation: Self-Care Methods (SA:SCM). Implikasi klinisnya adalah penilaian gejala dan pengentasannya memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk meningkatkan peran serta orang tua pasien selama perawatan onkologi. Selan itu, perawat/penyedia layanan kesehatan harus menyadari perbedaan budaya dalam metode parental symptom alleviation dan kepatuhan pengobatan sangat tergantung pada metode symptom alleviation secara tepat dan efektif yang digunakan oleh orangtua atau pengasuh.

Kuliah kedua yang berjudul ‘MMDST: pendekatan yang terbaik baik untuk screening tumbuh kembang’ lebih menekankan peran Tenaga Kesehatan dalam menerapkan Model Skrining Tes Perkembangan untuk mengidentifikasi secara dini pencapaian dan keterlambatan perkembangan anak usia dini di negara berkembang yang mana Tenaga Kesehatan dan sumber dana terbatas. Metode skrining ini dapat dipertimbangkan penerapannya secara rutin pada pelayanan primer (terpadu dalam pelayanan Posyandu, Puskesmas), pelayanan di komunitas maupun di klinik. Yuliana Hanaratri, MA Nursing lebih lanjut menjelaskan metode skrining, Denver Developmental Screening Test (DDST) dan Metro Manila Developmental Screening Test (MMDST). Kesimpulannya, MMDST jauh lebih cocok diterapkan di negara-negara di kawasan Asia dan saat ini sudah dilaksanakan di Philipina, negara asal Prof. Phoebe.

IMG_4239Sebelum memberikan kuliah tamu, ketiganya beramah tamah dengan Asisten Wakil Dekan Bidang Aset, Perencanaan dan Sistem Informasi yang juga Staf Pengajar Bagian Keperawatan, Dr. Fitri Haryanti, MKes.  Dalam courtesy call tersebut Prof. Phoebe sekaligus menginisiasi kerjasama yang akan dilaksanakan dengan para perawat onkologi anak.  Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke Ruang Estella RSUP Dr. Sardjito dengan didampingi Sinta Kristanti, MN -Manajer Pengembangan dan Kerjasama Bagian Keperawatan FK UGM. Ikut dalam rombongan Pinta Manullang, pendiri sekaligus pemilik Yayasan Anyo Indonesia. \s

Berita Terbaru