FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah perdana Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) periode Januari 2024 di Auditorium FK-KMK UGM pada Rabu (18/12). Acara ini dihadiri oleh para peserta didik baru, tenaga pengajar, dan sejumlah tokoh dari dunia medis.
Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH, Dekan FK-KMK UGM, menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah berhasil melewati proses seleksi yang sangat kompetitif.
“Animo pendaftaran PPDS di FK-KMK UGM terus meningkat setiap tahunnya, dengan kenaikan 5-6% dibandingkan tahun lalu. Pada periode ini, dari 624 pendaftar, sebanyak 274 peserta diterima, terdiri dari 246 dokter spesialis dan 28 subspesialis. Hal ini menunjukkan seleksi dilakukan dengan prinsip transparansi, keadilan, dan akuntabilitas,” ujarnya.
Menariknya, profil peserta yang diterima menunjukkan keberagaman luar biasa. Sebanyak 50,7% peserta berasal dari luar Pulau Jawa, sementara sisanya dari Pulau Jawa. Selain itu, terdapat 27 peserta atau sekitar 10% yang masuk melalui program afirmasi khusus untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Peserta afirmasi berasal dari berbagai wilayah seperti Kepulauan Riau, Mentawai, Berau, hingga Papua.
“Kami berharap keberagaman ini dapat memperkuat kontribusi FK-KMK UGM dalam mencetak tenaga kesehatan berkualitas yang mampu menjawab kebutuhan kesehatan di berbagai pelosok negeri,” ujar dr. Arief Budiyanto, Ph.D., Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K., Ketua PPDS.
Sebagai masa orientasi bagi para calon spesialis, Prof. dr. Sutaryo menekankan nilai-nilai UGM yang berlandaskan nasionalisme dan pendidikan bermartabat.
“UGM adalah simbol tumbuhnya jiwa nasionalisme di Yogyakarta. Kami ingin para peserta didik tidak hanya menjadi dokter yang andal secara klinis, tetapi juga memiliki karakter mulia dalam melayani masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., mengungkapkan bahwa pendidikan klinik di FK-KMK UGM telah direvisi untuk tahun 2024. Revisi ini bertujuan memperkuat prinsip pendidikan bermartabat dengan menekankan etika dan penghormatan terhadap pasien.
Tidak hanya itu, turut hadir pula, dr. Tirta Mandira Hudhi, M.A.B., alumni FK-KMK UGM sekaligus influencer, memberikan pesan khusus terkait penggunaan media sosial.
“Jika kalian menggunakan title di medsos, berarti kalian sudah diawasi. Bijaklah dalam beretika di dunia digital karena hal ini mencerminkan profesionalitas kalian,” tegasnya.
Hal tersebut senada dengan pandangan Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, dr. Eniarti, M.Sc., Sp.KJ, MMR, yang turut menyambut para peserta didik baru. Ia mengingatkan peserta tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam komunikasi, baik secara langsung maupun melalui media digital.
“Handphone bisa membuat yang jauh semakin dekat, tetapi hati-hati, jangan sampai yang dekat menjadi jauh,” ungkapnya, mengundang tawa dan antusiasme peserta.
Kuliah perdana ini menandai dimulainya perjalanan panjang para peserta didik untuk menjadi dokter spesialis yang bermartabat. Prof. Yodi mengingatkan bahwa berada di UGM adalah sebuah kebanggaan sekaligus tanggung jawab.
“Lebih penting dari sekadar bangga adalah bersyukur. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar dan melayani masyarakat. Jadilah generasi dokter yang membawa perubahan positif bagi bangsa,” pungkasnya.
Kuliah perdana ini menjadi langkah awal yang penuh harapan menuju masa depan kesehatan Indonesia yang lebih baik. Hal ini senada dengan sebagai komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (SDG 9), Berkurangnya Kesenjangan (SDG 10), Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12) serta Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan (SDG 17). (Isroq Adi Subakti/Reporter).