Kontribusi FK-KMK UGM Tangani Kesehatan Ibu di Wilayah 3T Kepulauan Riau

FK-KMK UGM. Komitmen dunia pendidikan terhadap pelayanan kesehatan di daerah tertinggal kembali ditunjukkan oleh Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM). Mulai Januari hingga Juni 2025, residen semester akhir, dr. Aditya Iqbal Maulana, ditugaskan ke RSUD Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, dalam upaya nyata mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Kabupaten Lingga, yang terdiri dari lebih dari 20 pulau dengan mayoritas wilayah berupa laut lepas, menghadapi kendala besar dalam sistem rujukan obstetri. Minimnya fasilitas kesehatan dan akses transportasi yang bergantung pada cuaca menjadi tantangan nyata dalam merespons kegawatdaruratan ibu hamil dan bersalin. Dengan AKI lebih dari 240 per 100.000 kelahiran hidup, kondisi ini masih jauh dari target nasional tahun 2030 sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup, serta melampaui rata-rata nasional tahun 2023 yang tercatat 140.

Sebagai bentuk respon aktif terhadap tantangan tersebut, FK-KMK UGM berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat dalam penyelenggaraan lokakarya dan pelatihan teknis pada 7–8 Mei 2025. Kegiatan ini ditujukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah terpencil seperti Sungai Pinang, Daik, dan Benan/Rejai, dengan fokus pada peningkatan kapasitas dalam menangani kegawatdaruratan obstetri.

Lokakarya dirancang secara praktis, menghadirkan simulasi penanganan perdarahan postpartum, penggunaan tampon kondom kateter, serta pelatihan dasar ultrasonografi (USG) untuk mendeteksi risiko kehamilan secara dini. Strategi manajemen kasus risiko tinggi juga menjadi bagian dari materi, agar tenaga kesehatan mampu mengambil keputusan tepat sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan.

Inisiatif ini menjadi wujud implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diusung UGM. Melalui pelayanan dan pelatihan di wilayah rentan, FK-KMK UGM mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Penjangkauan kepada kelompok rentan seperti perempuan dan masyarakat miskin juga selaras dengan SDG 5: Kesetaraan Gender dan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan. Sementara itu, kolaborasi antara perguruan tinggi, dinas kesehatan, dan organisasi profesi mencerminkan semangat SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Kegiatan ini sekaligus memperkuat misi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan menghadirkan langsung ilmu dari kampus ke medan pelayanan di garis depan, FK-KMK UGM menunjukkan bahwa pendidikan kedokteran tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi hidup dalam bentuk kontribusi nyata di tengah masyarakat yang membutuhkan. (Kontributor: dr. Aditya Iqbal Maulana).