Menurut SK Dirjen DIKTI NO. 61/DIKTI/Kep/1989, ISMKI menjadi organisasi antar Lembaga Eksekutif Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang mengkoordinasikan kegiatan mahasiswa baik di dalam bidang ilmiah kedokteran maupun di bidang-bidang lainnya sesuai dengan lingkup keorganisasian ISMKI, maka terwujudlah kerjasama antara ISMKI dengan 72 institusi di Indonesia. Salah satu program kerja yang dimiliki ISMKI yang bergerak dalam bidang keilmiahan adalah Indonesian Medical Olympiad (IMO) yang dibawahi oleh bidang Pendidikan dan Profesi (Pendpro). IMO merupakan ajang kompetisi mahasiswa kedokteran yang diikuti oleh kontingen perwakilan setiap fakultas kedokteran di Indonesia dalam berbagai cabang ilmu: Basic Medical/Systemic Medical. Tahun ini merupakan pelaksanaan IMO yang ke-3, sebelumnya IMO bernama Indonesia Medical Chalenge, IMO adalah kompetisi akademik terbesar bagi mahasiswa kedokteran dari Indonesia.
Dilain sisi, sampai saat ini masih belum ada cabang olimpiade yang mempertandingkan disiplin ilmu kedokteran yang rutin digelar setiap tahunnya. Yang ada hanyalah kompetisi karya tulis ilmiah. Ditambah lagi, peluang acara ini untuk dijadikan sebagai acara Internasional yang rutin digelar sangat terbuka lebar karena esai acara ini mendapatkan review dari IFMSA (International Federation of Medical Students Associations) yang merupakan organisasi internasional dari seluruh mahasiswa kedokteran diseluruh dunia. Dengan kata lain, acara ini bisa menjadi prototype perlombaan ilmu kedokteran yang holistik dan komprehensif ditingkat internasional. Diharapkan dengan adanya olimpiade ini, mahasiswa kedokteran mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan niat, motivasi, dan usaha keras sehingga potensi yang dimiliki bisa menghasilkan prestasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara serta ahli di bidangnya sebagai tenaga kesehatan.
IMO dilaksanakan tanggal 13-17 Juli 2012 di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Setiap tim terdiri dari 2 (dua) orang mahasiswa kedokteran, dengan maksimal anggota dalam 1 (satu) kontingen 10 (sepuluh) orang atau 5 (lima) tim untuk setiap cabang. IMO tahun ini memperlombakan 5 (lima) cabang, yaitu kardiologi-respirasi, gastroentero-hepatologi, neurologi, musculoskeletal dan urologi-reproduksi.
Lomba ini terdiri dari 2 tahap, meliputi:
- Penyisihan, terdiri dari:
- Multiple Choice Question (MCQ)
- Objective Structured Practical Examination (OSPE)
- Final
- Multiple Choice Question (MCQ)
- Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
- Structural Objective Case Analysis (SOCA) dan Public Health (PH)
Tahun ini merupakan IMO terbesar yang pernah diselenggarakan, dari 72 kontingen di seluruh Indonesia, 48 kontingen hadir dan mengikuti olimpiade ini. Kontingen FK UGM pun berhasil meraih medali emas dalam cabang kardiorespirasi yang diwakili oleh Arifah Nur Shadrina dan Ivan Wudexi dengan dosen pembimbing Dr. Med. Dr. Putrika Prastuti Ratna Gharini. Selama mengikuti olimpiade di Malang seluruh tim didampingi oleh dr. Muhamad Nurhadi Rahman, Sp.OG.
Pengalaman mengikuti olimpiade ini sangat berharga bagi kontingen dari FK UGM, seperti yang disampaikan oleh koordinator kemahasiswaan FK UGM bahwa informasi tim yang akan berangkat sangat mendadak, karena tim awal yang akan berangkat harus mengikuti PIMNAS ke-25 sehingga harus digantikan dengan tim lain (tim yang berangkat IMO). Mereka secara sukarela, penuh semangat dan pantang menyerah belajar untuk mempersiapkan olimpiade dalam jangka waktu yang sempit dan ditengah-tengah ujian blok dan OSCE. Perjuangan merekapun terbayarkan dengan membawa medali emas sebagi juara pertama.
Tim lain yang juga ikut berangkat antara lain: Vincentia Meta Widya Paramita dan Faiz Allaudien Reza Mardhika dalam cabang urogenital reproduksi, Mega Susanti dan Indra Setyawan dalam minggu cabang gastroentero hepatology, Cita Nuansa Imane Putri dan Primadhy Rahardian Wijaya cabang neurology serta Rhama Patria B dan Irfan Haris cabang muskulosleletal.
“Ajang ini merupakan kesempatan untuk menambah keluarga dan kita jadi tahu hebatnya kemampuan peserta dari berbagai kontingen,” ungkap Arifah.
“Acara ini merupakan kesempatan yang baik untuk menyatukan Fakultas Kedokteran se-Indonesia serta sebagai media komparasi kualitas dan kemampuan masing-masing universitas dari sabang hingga merauke untuk dapat dilihat standarisasinya. Tidak kalah penting yaitu memproklamasikan jiwa kompetisi mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM yang notabene lebih banyak fokus pada penilaian IPK dibanding dengan prestasi ataupun kontribusi terhadap universitas. Dalam babak final, olimpiade ini mengkompetisikan OSCE yang bisa menjadi media pembelajaran mahasiswa untuk OSCE Nasional,” kata Raden Handidwiono, Ketua BEM FK UGM.