FK-KMK UGM. Peluang inovatif dalam pelayanan kesehatan dan wellness berbasis resort menjadi topik utama dalam Sharing Session yang dilaksanakan secara daring oleh FK-KMK UGM, Rabu, 4 Juni 2025. Sesi ini menampilkan pemaparan langsung dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. yang melaporkan dari Komune Living & Wellness, Kuala Lumpur, sebuah contoh sukses integrasi layanan kesehatan dalam satu ekosistem resort modern.
Komune Living & Wellness bukan sekadar hotel, melainkan kawasan co-living dengan berbagai layanan wellness seperti klinik medik, klinik gigi, fisioterapi, Traditional Chinese Medicine (TCM), pijat tradisional, spa medik, serta perawatan pasca-melahirkan, bayi, anak, dan lansia. Hunian khusus lansia dilengkapi program pendampingan serta aktivitas komunitas seperti kelas memasak, fotografi, terapi musik, berkebun, hingga kunjungan museum. Model bisnisnya menjalin kemitraan dengan penyedia layanan kesehatan profesional, seperti UMH Medical Clinic dan DBC Asia Healthcare SDN BHD.
Prof. Laksono menekankan bahwa konsep ini dapat direplikasi di Indonesia untuk pasar out of pocket melalui kerja sama antara klinik, hotel, pusat kebugaran, restoran, dan penyedia jasa lainnya. Dengan perizinan ganda (pariwisata dan klinik), resort-wellness ini menawarkan peluang bagi klinik yang berjiwa wirausaha—berani berinovasi, mengambil risiko, dan menjawab kebutuhan pasar kesehatan terpadu.
Diskusi berlangsung interaktif, menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendorong medical wellness, seperti yang mulai dilakukan di Kota Magelang. Edukasi kepada masyarakat, pemanfaatan pengobatan tradisional Indonesia, serta promosi berkelanjutan menjadi faktor kunci keberhasilan pengembangan ini.
Inisiatif seperti ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan mendorong pertumbuhan industri kesehatan yang inklusif, kreatif, dan berbasis komunitas.(Kontributor: Elisabeth Listyani).