KOLASE: Deteksi Dini Penurunan Kekuatan dan Fungsi Otot dan Rapuh untuk Penuaan Sehat

FK-KMK UGM. Sarkopenia adalah penurunan massa, fungsi dan kekuatan otot yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik lansia, sementara Rapuh yaitu kondisi penurunan kemampuan tubuh yang meningkatkan risiko komplikasi kesehatan. Oleh karena itu, deteksi dini terhadap kedua kondisi ini sangat penting untuk menjaga kualitas hidup lansia dan penuaan yang sehat.

Otot memainkan peran krusial dalam metabolisme dan aktiftas fisik, yang sangat penting untuk penuaan sehat serta pencegahan rapuh (frailty). Hal ini sejalan dengan deklarasi WHO tahun 2020-2030 sebagai Decade of Healthy Aging, perhatian terhadap upaya mendukung penuaan sehat semakin mendesak, terutama di daerah dengan populasi lansia yang tinggi seperti DIY.

Tim KOLASE (Kuat Ototnya, LAnsianya SEhat) dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Departemen Keperawatan FK-KMK UGM, bekerja sama dengan Puskesmas Mlati II Sumberadi melakukan kegiatan deteksi dini Rarkopenia dan Rapuh di seluruh padukuhan Kelurahan Sumberadi, Sleman. Program ini berlangsung dari Juli hingga September 2024 dan mencakup 15 padukuhan di Sumberadi yaitu Keboan, Burikan, Warak Lor, Warak Kidul, Jodag, Gabahan, Konteng, Jumeneng Lor, Jumeneng Kidul, Sayidan, Bakalan, Brengosan, Cabakan, Tokerten, dan Bedingin.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat KOLASE ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-3 “Good Health and Well-being” yang bertujuan untuk memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua usia, poin ke-4 “Quality Education” bertujuan untuk menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, serta poin ke-17 “Partnerships for the Goals” yang bertujuan untuk memperkuat sarana implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Program ini juga merupakan tindak lanjut dari pelatihan kader yang telah dilaksanakan pada 12 Juli lalu, bertujuan untuk memperkuat kapasitas lokal dalam mendeteksi dan mengelola kondisi kesehatan lansia.

“Melalui program KOLASE ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung lansia untuk tetap sehat dan aktif”, ujar dr. Anastasia Evi selaku Ketua Tim Penyelenggara Pengabdian Masyarakat KOLASE.

Kegiatan ini bersamaan dengan jadwal posyandu lansia di setiap padukuhan. Dalam pelaksanaannya, kader posyandu terlibat secara aktif, dimulai dengan pendaftaran peserta, penjelasan tujuan kegiatan, dan penandatangan informed consent oleh lansia calon responden. Selanjutnya, data sosiodemografi, riwayat penyakit, dan obat yang dikonsumsi dikumpulkan dengan bantuan kader posyandu. Pengukuran fisik seperti tekanan darah, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, lingkar perut, dan tinggi lutut juga dilakukan.

Penilaian sarkopenia menggunakan metode SARCF dengan lima pertanyaan yang berfokus pada kemampuan aktivitas sehari-hari. Deteksi rapuh dilakukan melalui kuesioner yang mencakup aspek resistensi, aktivitas, penyakit utama, usaha berjalan, dan hilangnya berat badan. Pengukuran kekuatan otot menggunakan alat handgrip dengan menilai kekuatan otot kiri dan kanan lansia, sedangkan full body sensing mengukur berbagai parameter kesehatan tubuh, termasuk berat badan, lemak tubuh, lemak viseral, metabolisme istirahat, BMI, usia tubuh, lemak subkutan, dan massa otot skeletal.

Para kader posyandu merasa sangat bersyukur dan berterima kasih atas pelatihan dan kunjungan pemeriksaan yang dilakukan. “Kami sangat senang bisa ikut terlibat dalam proses ini,” ujar salah satu kader. Kader lainnya juga menyatakan kebahagiaan dan antusias menerima informasi baru dan melakukan pengukuran skrining lansia untuk pertama kalinya. “Ini pengalaman berharga bagi kami, dan kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut agar lebih banyak lansia yang merasakan manfaatnya,” kata kader lainnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut dengan dukungan aktif dari para kader. Dengan penerapan ilmu yang telah diperoleh dari pelatihan, kader diharapkan dapat secara konsisten melakukan deteksi dini dan intervensi yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia di Sumberadi. Upaya berkelanjutan ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup lansia, selaras dengan tujuan SDGs untuk kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik. (Penulis: Ayu Anita. Editor: Dian/Humas)