Kolaborasi Orang Tua dan Tenaga Kesehatan untuk Tumbuh Kembang Anak

FK-KMK UGM. Prof. dr. Retno Sutomo, Sp.A(K)., Ph.D berhasil memperoleh gelar sebagai Guru Besar dalam Bidang Pediatri Sosial di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Beliau melaksanakan pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Selasa (18/02) di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM. Pidato pengukuhan Prof. Sutomo berjudul “Penguatan Peran Orang Tua dalam Penanganan Masalah perkembangan dan Perilaku Anak Berbasis Pendekatan Pediatri Sosial.”

Topik tersebut dipilih karena di tengah kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, peran orang tua kadang terlupakan. Di satu sisi, tenaga kesehatan mungkin lebih fokus pada masalah penanganan medis anak. Sementara itu, sebagian orang tua mungkin masih kurang menyadari peran pentingnya dalam penanganan kesehatan anak. Para orang tua lebih memilih mengunjungi fasilitas dan tenaga kesehatan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada tenaga medis.

“Pada kenyataannya, banyak masalah kesehatan, apalagi masalah tumbuh kembang anak, yang penanganannya justru lebih bertumpu pada peran orang tua. Banyak masalah perkembangan dan perilaku anak yang patogenesis dan/atau penanganannya berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam keluarga. Pelibatan dan keterlibatan aktif orang tua dalam penanganan masalah kesehatan anak merupakan salah satu karakteristik implementasi dari konsep pediatri sosial,” ujar Prof. Sutomo.

Pediatri sosial mengintegrasikan faktor sosial ke dalam layanan kesehatan anak, memberikan perspektif holistik dalam penanganan masalah perkembangan dan perilaku anak. Dengan menyadari bahwa perkembangan dan perilaku anak dipengaruhi oleh konteks sosial yang lebih luas. “Pendekatan pediatri sosial tidak hanya bertumpu pada intervensi klinis tradisional namun mengintegrasikan juga dinamika keluarga, sumber daya masyarakat, dan kebijakan publikasi terkait.”

Prof. Sutomo menyampaikan bahwa usia dini adalah periode kritis bagi perkembangan otak. Pada periode ini, kondisi lingkungan mempunyai dampak dalam jangka panjang pada fungsi kognitif, emosional, dan sosial. Pediatri sosial menekankan pentingnya identifikasi dan intervensi dini terhadap masalah perkembangan dan perilaku, serta faktor lingkungan. Perspektif pediatri sosial memandang orang tua sebagai pengasuh utama anak, serta menuntut keterlibatan aktif dalam mengelola masalah perkembangan dan perilaku. Perawatan berpusat pada keluarga (family-centered care) membutuhkan kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan dan keluarga untuk menerapkan strategi mendukung perkembangan anak.

“Dalam konteks di Indonesia, orang tua dapat berperan dalam memantau perkembangan anaknya dengan memanfaatkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Di dalam buku KIA terdapat table checklist perkembangan anak untuk setiap kelompok usia dalam format jawaban ya/tidak. Apabila ditemukan jawaban ‘tidak’ pada salah satu domain perkembangan anak, maka tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan primer dapat menindaklanjuti dengan menggunakan piranti deteksi dini masalah perkembangan yang ada di Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulisi, Deteksi Dini, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK).”

“Program intervensi dini sangat penting untuk mengatasi masalah perkembangan dan perilaku, terutama selama masa usia dini yang menjadi periode keemasan (golden period) sekaligus periode sensitif (sensitive period). Intervensi dini dirancang untuk memberikan penanganan tepat bagi anak, orang tua, sekaligus keluarga. Orang tua mempunyai peran penting untuk keberhasilan program tersebut dengan berpartisipasi aktif dalam intervensi, menerapkan strategi intervensi di rumah, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan, dan guru/sekolah,” terang Prof. Sutomo.

Pada akhir pidato, Prof. Sutomo menyampaikan pesan-pesan pokok dari pidato pengukuhan. Beliau menyampaikan bahwa orang tua adalah pengamat terbaik bagi perkembangan anaknya, sehingga perannya sangat penting dalam deteksi dan intervensi dini. Pendekatan pediatri sosial menekankan pentingnya memandang masalah perkembangan dan perilaku anak dalam konteks keluarga dan masyarakat yang menggarisbawahi pentingnya keterlibatan orang tua.

“Pesan pokok yang selanjutnya adalah program intervensi yang dilakukan oleh orang tua terlatih untuk beberapa gangguan perkembangan dan perilaku memberikan luaran yang baik dan setara dengan yang dilakukan oleh tenaga professional kesehatan. Serta yang terakhir diperlukan kolaborasi yang erat antara tenaga kesehatan dengan orang tua untuk penanganan masalah perkembangan dan perilaku anak secara holistik dan komprehensif,” pungkas Prof. Sutomo.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. menyampaikan bahwa Prof. dr. Retno Sutomo, Sp.A(K)., Ph.D merupakan salah satu dari 525 Guru Besar aktif di Universitas Gadjah Mada. Di tingkat fakultas merupakan Guru Besar ke 72 aktif dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki oleh FK-KMK UGM. Pengukuhan Guru Besar Prof. Sutomo sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, maupun SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. (Humas/Sitam).