FK-KMK UGM. Minat FETP Magister Kesehatan Masyarakat menyambut kunjungan dari Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan bersama Tim Sekretariat Field Epidemiology Training Program (FETP) Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh dr Triya Novita Dinihari ( Ketua Tim Kerja Surveilans), dr. Irma Gusmi Ratih, M.Epid ( Wakil Ketua Timker Surveilans), Husni, SKM. MPH ( sekretariat FETP), Orina melisa nasution ( sekretariat FETP), Aning Isfandyari, SKM. MPH (RA FETP Indonesia) serta dosen dan tendik minat FETP Magister Kesehatan Masyarakat UGM. Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam pengembangan program dan kolaborasi lebih lanjut, Kamis (4/7).
Dalam pertemuan tersebut, Tim FETP Indonesia menyampaikan bahwa minat terhadap FETP cukup banyak. Program FETP Indonesia telah memulai inisiatif di Jepang serta melakukan supervisi bersama. Selain itu, anggota baru dari Universitas Pertahanan (Unhan) telah bergabung, dan setelah ini akan menyasar Solo mengingat keterkaitannya dengan Jogja. Selama ini, NSCE (National Surveillance and Control Event) selalu diadakan, namun hasilnya belum memuaskan. Tim FETP Indonesia berharap pada tahun depan NSCE bisa mencapai level internasional. Perbandingan antara abstrak FETP dan non-FETP juga menunjukkan perbedaan yang signifikan, menegaskan pentingnya pengembangan program ini.
Laporan kegiatan FETP UGM tahun 2024 mencakup beberapa hal penting. Magang akan diperhitungkan sebagai mata kuliah sendiri, dan angkatan 2022 baru saja menyelesaikan magang pada akhir Juni 2024. Jumlah mahasiswa konsisten berada di angka belasan. Pendanaan dari tahun 2021 ke belakang mengalami penurunan (HSP, LPDP, biaya mandiri), namun pada tahun 2024 terdapat peningkatan pendanaan dari 3/4 PPSDM dibandingkan tahun 2023. Sebagian besar mahasiswa berasal dari DIY. Seminar hasil melibatkan 6-8 mahasiswa dan satu mahasiswa telah menyelesaikan ujian tesis. Dua mahasiswa dari Timor Leste akan dikirim, dengan semester pertama magang di DIY dan semester kedua hingga akhir di Timor Leste.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Fokus pada pengumpulan data, analisis, dan respons menjadi prioritas utama, tetapi pengumpulan data masih sangat minim. Program ECHO yang melibatkan mentor untuk update pengetahuan dan mengambil expert dari akademik serta pembahas masih belum berjalan optimal. Kekurangan mentor di beberapa universitas lain juga menjadi masalah, sehingga pemilihan lebih dari satu lulusan FETP diharapkan dapat mengatasi hal ini.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara FETP UGM dan FETP Indonesia, serta mendorong pengembangan program yang lebih baik untuk masa depan. Kegiatan kunjungan ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDGs nomor 3 tentang Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, SDGs nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, dan SDGs nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Kontributor dan Foto: Nanda Melania D. dari Departemen BEPH, Editor: Humas FK-KMK. Artikel ini telah diunggah di Website Departemen BEPH FK-KMK UGM)