FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan sebuah podcast edukatif dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tahun 2025. Program ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM dan kanal edukasi kesehatan milik Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Podcast menghadirkan narasumber Tutik Istiyani, S.Sos., seorang konselor berhenti merokok yang tergabung dalam tim Quit Tobacco Indonesia (QTI) serta tenaga kependidikan di lingkungan FK-KMK UGM.
Melalui diskusi yang dikemas ringan namun sarat makna, podcast ini membedah praktik manipulatif industri tembakau dalam memasarkan produknya—terutama kepada remaja. Tutik menjelaskan bagaimana kemasan menarik, rasa-rasa baru, hingga citra gaya hidup yang ditampilkan di media sosial membuat produk tembakau seolah “keren” dan menggoda, tanpa memunculkan kesadaran akan risiko kesehatannya. Normalisasi nikotin ini menjadi tantangan besar yang harus direspons dengan edukasi publik yang kuat dan berkelanjutan.
Podcast ini menekankan pentingnya membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap strategi pemasaran rokok, terutama di kalangan generasi muda yang menjadi sasaran utama. Lebih dari sekadar kampanye berhenti merokok, inisiatif ini menghadirkan ruang refleksi untuk menyusun strategi pencegahan yang berbasis bukti dan empati.
Inisiatif ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan menekan angka konsumsi tembakau demi menurunkan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM). Selain itu, kolaborasi ini juga mencerminkan semangat SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui sinergi lintas sektor antara institusi akademik dan pemerintah. Pemanfaatan media digital menjadi strategi tepat untuk menjangkau audiens yang lebih luas, memperkuat opini publik, serta mendorong kebijakan yang lebih berpihak pada kesehatan masyarakat.
Podcast ini menjadi contoh nyata bahwa edukasi publik dapat hadir dengan pendekatan komunikatif yang humanis, kontekstual, dan berdampak jangka panjang. Semangat Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025 bukan sekadar peringatan simbolik, melainkan momentum kolektif untuk memperkuat perlindungan generasi masa depan dari bahaya laten tembakau. (Kontributor: Nia Lestari Muqarohmah).