Kisah Heroik Mahasiswa FK-KMK, KKN di Pulau Liki: Selamatkan Nyawa di Tengah Samudra

FK-KMK UGM. Pulau Liki, yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan Papua Nugini, menjadi latar dari sebuah cerita heroik mahasiswa KKN PPM UGM. Pulau yang terletak di wilayah Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua ini dihuni oleh sekitar 300 orang dengan 92 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Meskipun Pulau Liki terkenal akan keindahan alam dan kekayaan sumber daya lautnya, akses terhadap informasi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan masih sangat terbatas di pulau ini. Masalah kesehatan seperti malaria, stunting, dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) tetap menjadi tantangan utama bagi penduduk setempat.

Melihat kondisi tersebut, tim KKN PPM UGM Unit Sarmi memutuskan untuk mengabdikan diri di Pulau Liki. Dengan penuh semangat, mereka membawa berbagai program kerja untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. Namun, tanpa diduga, mereka harus menghadapi situasi darurat yang mempertaruhkan nyawa seorang ibu dan bayinya yang belum lahir.

Pada tanggal 10 Agustus 2024, seorang ibu hamil bernama Nice Isabel Kondi mengalami kontraksi hebat saat kehamilannya sudah memasuki bulan kesembilan. Sayangnya, tenaga kesehatan satu-satunya yang bertugas di puskesmas setempat sedang tidak berada di lokasi. Ivan Pratista, seorang mahasiswa program profesi dokter yang tergabung dalam tim KKN PPM UGM, dengan sigap mengambil tindakan. Dia memutuskan untuk segera membawa Mama Nice menyeberangi pulau menggunakan speedboat demi mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan terdekat.

Dengan peralatan medis yang sangat terbatas—hanya membawa perlengkapan sederhana untuk perawatan luka dan infus—Ivan, bersama beberapa kader lokal, segera berangkat. Setelah berlayar selama lebih dari 30 menit, daratan tujuan masih belum terlihat, sementara kontraksi Mama Nice semakin kuat, menandakan persalinan sudah tak bisa ditunda lagi. Di tengah kondisi yang sulit, Ivan memutuskan untuk melakukan persalinan di atas kapal dengan peralatan seadanya dan berbekal ilmu yang dimilikinya. Atas kehendak Tuhan dan usaha keras Ivan beserta seluruh tim, persalinan berhasil dilakukan dengan lancar. Mama Nice selamat, begitu pula bayinya yang lahir dengan sehat. Rasa syukur dan terima kasih tak henti-hentinya diucapkan oleh Mama Nice kepada Ivan dan tim yang telah membantunya melewati saat-saat kritis tersebut. Sebagai ungkapan terima kasih, Mama Nice menamai bayinya Ivan Mautress Teno—”Mautress” merupakan nama pengemudi speedboat yang membawa mereka melintasi samudra, dan “Teno” adalah nama marga keluarga Mama Nice.

Aksi heroik Ivan dan tim KKN PPM UGM di Pulau Liki tidak hanya sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada SDG 3, yaitu “Kehidupan Sehat dan Sejahtera” (Good Health and Well-being), SDG 4 Pendidikan Berkualitas (Quality Education), tetapi juga mendukung poin SDG 10, “Berkurangnya Ketimpangan” (Reduced Inequalities). Dengan memberikan layanan kesehatan darurat di daerah terpencil yang minim fasilitas medis, mereka turut berkontribusi dalam mengurangi ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan, khususnya di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Tindakan ini tidak hanya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya, tetapi juga memperkuat pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan kesehatan dan ketidaksetaraan akses layanan medis, yang pada akhirnya mendukung tercapainya kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh masyarakat.

Kisah heroik ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan, baik bagi Mama Nice maupun Ivan dan seluruh anggota tim KKN PPM UGM Unit Sarmi. Keberanian, ketulusan, dan ilmu yang dimiliki mahasiswa UGM tersebut berhasil menyelamatkan nyawa di saat-saat genting. Kisah ini juga menjadi refleksi akan pentingnya perbaikan jangkauan fasilitas kesehatan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), serta motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama di manapun mereka berada. Semoga pengalaman ini dapat menjadi pelajaran berharga dan inspirasi bagi kita semua. Jadilah bermanfaat dan bermakna, ke manapun kita melangkah. (Assyifa/Reporter:Sumber Foto – Instagram kknugm.yogyakarta)