Khasiat Pegagan untuk Defisit Memori Akibat Stres

FK-KMK UGM. Diskursus mengenai stres pada proses belajar dan memori manusia disoroti pada pengukuhan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) di Ruang Balai Senat UGM (23/4). Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. dr. Dwi Cahyani Ratna Sari, M.Kes., PA(K). pada pidato pengukuhan dirinya yang berjudul ‘Peran Hippocampus dalam Proses Belajar dan Memori: Respons terhadap Stres dan Pemberian Herbal Pegagan’.

“Dalam era penelitian neurosains, khususnya neurosains modern, pengetahuan tentang kompleksitas otak manusia semakin berkembang,” papar Prof Dwi Cahyani dalam mengawali pidatonya.

Sebagai Guru Besar dalam Bidang Anatomi, Ia menaruh perhatian pada hipokampus sebagai pusat penting pembelajaran, konsolidasi memori, dan fungsi pemetaan kognitif. Sehingga memengaruhi kecerdasan intelektual dan kecerdasan sosial. 

Pada temuannya, Prof Dwi Cahyani atau akrab disapa Prof Ani menyampaikan bahwa hipokampus rentan mengalami disfungsi akibat stres. Hal ini akibat ekspresi reseptor glukokortikoid pada hipokampus. Demikian, hipokampus dapat mengalami kerusakan melalui aksis Hipotalamus yang dapat mengganggu kemampuan belajar dan defisit memori pada manusia. 

“Salah satu untuk pemeriksaan ini atau pengembangan terapi untuk defisit memori adalah giatnya dalam pengembangan salah satu tanaman herbal yaitu Centella asiatica atau yang lebih dikenal dengan pegagan,” tegasnya. 

Prof Dwi Cahyani berharap temuan ini dapat menjadi salah satu intervensi dalam mengatasi defisit memori pasca stres pada manusia. 

“Semoga perkembangan ilmu dan pengetahuan ini dapat membantu kita dalam merawat kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan,” sambungnya. 

Diakhir pidatonya, Prof Ani pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan atas pencapaiannya. Termasuk, keluarga, para guru dan dosen, serta sejawatnya di FK-KMK UGM. 

Lebih lanjut, lahirnya Guru Besar baru atas Prof Cahyani di FK-KMK UGM menjadi bentuk komitmen pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). Secara khusus, tujuan ke 4 yakni Pendidikan Berkualitas, diikuti tujuan ke SDGs 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDGs 5 Kesetaraan Gender. (Isroq Adi Subakti/Reporter)