Kerjasama Strategis Riset dan Pendidikan FK-KMK UGM dengan University of Edinburgh

FK-KMK UGM. Kualitas derajat kesehatan manusia kian menurun seiring menuanya usia seseorang. Dengan demikian, lansia menjadi fase kritis dalam daur kehidupan manusia yang memerlukan perawatan intensif untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Untuk itu, di Yogyakarta, banyak didirikan panti-panti perawatan khusus lansia yang menyediakan perawatan terbaik oleh ahli. Namun demikian, mayoritas populasi lansia menolak untuk tinggal dan dirawat di panti. Mereka memilih untuk tinggal dirumah dan mendapatkan perawatan serta lebih banyak waktu bersama keluarga. Untuk itu, keluarga menjadi garda penting untuk memantau dan merawat kesehatan lansia di dalamnya.

Namun demikian, terkadang pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam memberikan penanganan terbaik kepada lansia masih kurang memadai. Menjawab persoalan tersebut, peran dokter spesialis keluarga dan komunitas menjadi kunci dalam pelaksanaan layanan kesehatan terstandar pada unit-unit keluarga.

Menyikapi kondisi tersebut, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari University of Edinburgh pada Kamis, 14 Maret 2024, untuk berdiskusi dan menjalin kerja sama terkait spesialis kedokteran keluarga dan komunitas. Dihadiri langsung oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D beserta jajarannya, diskusi ini membahas situasi pelayanan kedokteran keluarga dan komunitas di Indonesia terutama Yogyakarta, perawatan paliatif, hingga kolaborasi riset, publikasi, serta pendidikan seputar kedokteran keluarga dan komunitas.

Menurut dokter Hamim, peran kedokteran keluarga bukan hanya mengatasi isu kesehatan dan perawatan lansia pada unit keluarga, melainkan juga mencakup seluruh daur kehidupan sejak dini hingga dewasa. Namun, realita di lapangan menunjukkan kondisi dimana kedokteran keluarga dan komunitas kini masih terfokus pada HOSPICE atau layanan home care pada kondisi terminal. Hal ini menjadi alasan dibalik besarnya porsi kontribusi palliative care dalam kedokteran keluarga saat ini.

Fokus ini harus dikembangkan dimana para klinisi dan praktisi kedokteran keluarga perlu bersikap proaktif dengan monitoring kondisi pasien secara rutin dan intense bahkan sejak sebelum mencapai kondisi terminal. Untuk itu, tentunya perlu dibangun koordinasi dan komunikasi aktif antara dokter keluarga dengan rumah sakit sehingga terjadi sinkronisasi informasi pasien di rumah dan di rumah sakit. Dengan demikian, perawatan dapat diberikan secara berkelanjutan dan tepat sasaran.

Untuk mendukung kemajuan pelayanan kedokteran keluarga dan komunitas, Prof. David Weller sebagai delegasi University of Edinburgh, menyampaikan bahwa United Kingdom bersama ISPF (International Science Publication Funding) mengakomodasi institusi-institusi pendidikan untuk menjalankan serta mempublikasikan penelitian secara nasional maupun internasional. Sebelumnya, telah terbit publikasi kolaborasi penelitian di bidang kesehatan masyarakat, hasil kolaborasi University of Edinburgh dan Universitas Gadjah Mada. Untuk itu, peluang kolaborasi riset ini diharapkan dapat menghasilkan output yang signifikan dalam mengkritisi kebijakan publik serta kepentingan advokasi untuk pemberdayaan masyarakat di tingkat nasional hingga internasional.

Menurut dr. Aghnaa Gayatri, M.Sc, Sp.KKLP dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, UGM mengembangkan fokus penelitian kedokteran keluarga dan komunitas pada topik kompleksitas sosial. Topik ini mempelajari bagaimana aspek-aspek kehidupan sosial berpengaruh terhadap derajat kesehatan dan angka harapan hidup. Di Kota Yogyakarta, misalnya, rendahnya angka pendapatan rata-rata, aspek kultural akan kebiasaan konsumsi makanan dan minuman manis, kurangnya aksesibilitas transportasi publik dan intensitas polusi, hingga minimnya ketersediaan ruang dan fasilitas publik untuk menunjang aktivitas fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap derajat kesehatan masyarakatnya.

Fokus yang dikembangkan dan terbukanya peluang kolaborasi riset membawa FK-KMK UGM dan University of Edinburgh ke dalam kesepakatan kerja sama berupa joint master program. Kerjasama tersebut berupa rencana program beasiswa pasca sarjana kedua institusi untuk mendukung kemajuan serta kemutakhiran pendidikan secara khusus di bidang kedokteran keluarga dan komunitas di masa depan.

Kolaborasi strategis ini menjadi komitmen FK-KMK UGM untuk mewujudkan pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs) poin 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan serta SDGs poin 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera. (Assyifa/Reporter)