FK-KMK UGM. Tim hibah pengabdian masyarakat Departemen Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menginisiasi program pemberdayaan Caregiver dan stakeholder melalui terapi kerja dalam meningkatkan kemandirian Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di wilayah kerja Puskesmas Mlati II Yogyakarta, Sabtu (23/10) di Aula Balai Kalurahan Sumberadi.
Hasil skrining awal dari data terdapat 29 ODGJ yang akan dilibatkan dalam kegiatan terapi kerja tersebut. Melalui program tersebut, pembuatan telur asin dan tanaman hias menjadi 2 kelompok minat keterampilan pilihan untuk caregiver ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Mlati II. Menurut mereka, sejauh ini telur asin dan tanaman hias masih dinilai sebagai produk yang memiliki nilai jual yang cukup baik. Pelatih keterampilan dalam terapi kerja ini adalah pengusaha olahan telur asin Ibu Sulistyani dari Kalurahan Tlogoadi dan Bapak Triyanto dari Kampung Flory Kalurahan Tridadi.
Kegiatan Training of Trainer (TOT) Caregiver berbasis Terapi Kerja pada ODGJ ini dilakukan dengan pemberian materi oleh Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes dengan fasilitator Ade Sutrimo, S.Kep,. Ns., MSN dan Purwanta, S.Kp., M.Kes. Dalam sambutannya, Lurah Sumberadi Drs. Hadi Sunyoto juga menyambut baik kegiatan ini dan berkomitmen untuk memfasilitasi kegiatan pengabdian terapi kerja ODGJ. Persiapan pelatihan difasilitasi oleh tim lapangan yang beranggotakan 2 orang tim homecare Departemen Keperawatan yang merupakan alumni PSIK, 3 mahasiswa PSIK dan 5 mahasiswa PSMK Minat Keperawatan Jiwa. Setelah dilakukan TOT akan dilanjutkan dengan follow up ke masing-masing rumah secara berkala untuk evaluasi proses dan hasil terapi kerja.
Melalui keterangan tertulisnya, tim menegaskan bahwa peran dan keterlibatan keluarga dalam proses perawatan dan pengobatan ODGJ memang sangat mendukung proses perawatan. Dalam hal ini, anggota keluarga yang berperan sebagai caregiver mayoritas adalah ibunya. Jiwa kepedulian dan empati sangat diperlukan sebagai bekal awal caregiver dalam proses rehabilitasi ODGJ agar tidak terjadi putus obat maupun relapse. Pendampingan dan pembekalan keterampilan bagi klien dan caregiver diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas ODGJ.
Sebelumnya, Puskesmas Mlati II sudah memiliki program rehabilitasi ODGJ bernama “biji kecambah”, melalui aktivitas penanaman lahan puskesmas, pelatihan gerabah maupun pembuatan telur asin. Namun, partisipasi di kegiatan rehabilitasi kerja tersebut dinilai belum cukup intensif pembinaannya. Sehingga pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan skema Humansociopreneur dari dana abdimas FK-KMK UGM ini dinilai menjadi program yang sesuai dan tepat sasaran.
Data menunjukkan bahwa jumlah kasus kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Mlati II sebanyak 88 ODGJ pada tahun 2020 dengan mayoritas berusia produktif. Proses pengobatan ODGJ memberikan konsekuensi kemunduran pada pasien yang ditandai dengan hilangnya motivasi, tanggung jawab, dan apatis bahkan menghindari kegiatan maupun hubungan sosial. Selain itu, pasien ODGJ akan mengalami gangguan dalam memenuhi tuntutan hidup sehari-hari termasuk kebutuhan psikososial (Wiwin/IRO; Foto: dok.tim)