FK-KMK UGM. Manusia sebenarnya bisa melihat hanya dengan 1 mata. Namun, penglihatan akan lebih sempurna jika kedua mata dapat berfungsi dengan baik. Jadi, bayangan di mata kanan dan kiri diproses menjadi satu kesatuan untuk melihat suatu objek.
Paparan ini disampaikan oleh dr. Albaaza Nuady, Sp.M dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK-KMK UGM dalam Tanya Pakar Radio Indonesia Sehat (RAISA) pada Kamis (29/12) dengan judul “Mata Juling: Bagaimana Bisa?”.
Dr. Albaaza menjelaskan bahwa kondisi mata juling terjadi jika salah satu bayangan yang diterima oleh mata tidak sejajar. “Mata juling menyebabkan fungsi 2 mata tidak bisa dipenuhi. Kondisi mata juling mengganggu beberapa kegiatan sehari-hari misalnya memasukkan benang ke dalam jarum dan menonton film 3D,” jelasnya.
Gejala mata juling yang paling mudah dikenali adalah posisi mata yang tidak lurus. Bagi penderita, pandangan akan terasa tidak sejajar. “Karena mengganggu kegiatan sehari-hari, mata juling sebaiknya segera ditangani,” ujarnya.
Menurut penjelasan dr. Albaaza, mata juling dibagi menjadi 2. “Ada yang terjadi sejak lahir, ada pula yang terjadi akibat kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang. Biasanya mata juling yang muncul di usia dewasa dipicu oleh penyakit tertentu” tambahnya.
Mata juling yang terjadi karena penyakit lain, bisa disembuhkan dengan menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu. Sedangkan mata juling yang muncul sejak lahir, sebaiknya ditangani dengan operasi sejak dini. Banyak kasus mata juling yang tidak disembuhkan total karena terlambat mendapatkan penanganan. “Biasanya, orangtua tidak tega melihat buah hati yang masih bayi harus dioperasi. Padahal, lebih kasihan jika mata julingnya tidak bisa disembuhkan secara maksimal karena terlambat ditangani,” jelas dr. Albaaza. (Nirwana/Reporter)