FK-KMK UGM. Autisme banyak ditemukan di sekitar kita, namun penyebab pastinya belum diketahui. Beberapa hal yang diduga menjadi faktor risiko adalah genetik, paparan racun, logam berat dari lingkungan sekitar saat hamil, serta konsumsi obat-obatan tertentu.
Dalam Bincang Sehat RAISA pada Selasa (15/11) dengan topik “Autisme Itu Istimewa”, dr. Mahar Agusno, Sp.KJ(K) menyampaikan ciri-ciri anak yang menderita autisme. “Tidak merespon jika dipanggil, jarang kontak mata, senang bermain dengan dirinya sendiri, gangguan berperilaku, dan fokus terhadap hal tertentu adalah beberapa ciri autisme yang bisa dikenali sejak dini,” jelasnya.
Ciri-ciri di atas merupakan gejala autisme yang bisa dideteksi sejak anak masih bayi. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada 2 kemungkinan anak tidak merespon saat dipanggil. Pertama, bisa jadi salah satu tanda autisme, atau bisa juga menjadi tanda adanya gangguan pendengaran pada anak.
Anak dengan autisme tidak bisa diperlakukan sama dengan anak pada umumnya. “Memberi perintah kepada anak autis tidak bisa dengan kata-kata yang kompleks, kita harus memberikan perintah dengan singkat dan jelas. Misalnya ‘nak, duduk’ begitu saja sudah cukup,” tambahnya. Perintah yang disertai dengan kalimat lain justru membuat anak autis bingung dan kurang paham dengan perintah yang diminta.
Peran orangtua dalam perkembangan anak, termasuk anak autis sangat penting. “Sebaiknya orangtua memberikan ruang eksplorasi untuk anak dan jangan terlalu melindunginya,” ujar Dosen Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK-KMK UGM. (Nirwana/Reporter. Sumber foto: motherhoodtherealdeal.com)