FK-KMK UGM. Banyak perbedaan budaya dialami mahasiswa pasca pandemi. Perkuliahan daring tentu saja berbeda dengan perkuliahan luring yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Mahasiswa perlu melakukan adaptasi terhadap perbedaan budaya tersebut. RAISA: Radio Sehat Indonesia mengadakan webinar bertajuk “Welcome Back to The Campus: Adaptasi Budaya Kampus” dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang kedua pada Senin (12/9) kemarin.
Menurut Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA, mahasiswa dituntut untuk membangun budaya akademik dalam proses adaptasi budaya kampus. “Ada banyak bentuk budaya akademik yang dimaksud, misalnya menghormati pendapat orang lain, memiliki pemikiran rasional, kebiasaan membaca, selalu menambah wawasan, dan lain sebagainya”, jelas beliau.
Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt, M.Kes., MBA, AAK juga menjelaskan bahwa cultural shock terhadap budaya baru itu wajar terjadi. “Apalagi mahasiswa yang asalnya jauh dari Yogyakarta, mungkin merasakan banyak ketidakpahaman di aspek bahasa”, tambah beliau.
Masyarakat sekitar sudah biasa menerima mahasiswa baru di lingkungan mereka jadi perbedaan budaya tidak perlu dijadikan kekhawatiran berlebihan. Kampus juga menyediakan banyak wadah untuk menampung kreativitas mahasiswa di bidang akademik maupun non akademik. Wadah ini bisa dijadikan sarana adaptasi mahasiswa baru untuk mengenal dunia kampus secara lebih dalam.
Webinar yang digelar melalui zoom meeting dan live Youtube ini, RAISA menghadirkan pembicara yang ahli FK-KMK UGM, yaitu Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt, M.Kes., MBA, AAK dan Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA. dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D hadir pula sebagai moderator diskusi. (Nirwana/Reporter)