FK-UGM. Perkembangan penelitian dunia kedokteran akhir-akhir ini menunjukkan adanya hubungan yang saling berkaitan antara layanan kedokteran pencegahan dengan layanan kesehatan primer. Konsep ilmu kedokteran pencegahan ditujukan untuk menyongsong paradigma sehat yakni cara berpikir yang lebih menekankan pada upaya-upaya promotif, preventif, dan protektif. Itulah pesan yang disampaikan staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) sekaligus Ketua Departemen Kedokteran Keluarga, Komunitas & Bioetika Fakultas Kedokteran UGM, Prof.Dr.dr.KRT. Adi Heru Husodo, MSc., DCN., DLSHTM., Selasa (2/8) dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar di ruang Balai Senat UGM.
Pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia kini telah mengalami perubahan. Mulai dari cara penyampaian pelayanan, pembiayaan, penyelenggara pendidikan kesehatan masyarakat, pengelolaan pelayanan kuratif, penyampaian informasi, pengendalian penyakit, maupun cara untuk mengatasi kejadian luar biasa di bidang kesehatan masyarakat.
“Dalam perkembangan pelayanan kesehatan inilah kedokteran keluarga atau kedokteran layanan primer telah menjadi konsentrasi baru yang mempunyai jenjang pendidikan tertentu dan setara dengan spesialis serta telah diakomodasi eksistensinya dalam UU Pendidikan Kedokteran No.20 tahun 2013,“ paparnya.
Aplikasi ilmu kedokteran selalu bersentuhan dengan relasi individu dalam masyarakat. Sekalipun pada awal kelahirannya ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan masyarakat bukan merupakan ilmu sosial, akan tetapi jika dilihat secara filosofis dalam penerapannya sehari-hari, keduanya mempunyai nilai-nilai sosial yang tinggi.
“Pada poin inilah kedokteran keluarga dan kedokteran komunitas penting untuk dipelajari, dikaji, diteliti dan dikembangkan,” tegas peraih penghargaan Innovation Award “The Great Educator” tahun 2011 dari Kementrian Komunikasi dan Informatika RI ini.
Ilmu kesehatan masyarakat menjadi sebuah kombinasi science, skills and values atau beliefs yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ilmu ini juga merupakan usaha terorganisasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui usaha bersama atau gerakan sosial yang semuanya ditekankan pada pencegahan penyakit dan kebutuhan di bidang kesehatan dari masyarakat itu sendiri. Pada akhirnya, ilmu yang awalnya menitikberatkan pada lingkungan fisik atau sanitasi saat itu, telah bergeser menjadi kedokteran pencegahan (preventif medicine) dan mengarah pada pelayanan lingkungan sosial yang lebih kompleks.
Kedokteran pencegahan berisi tentang pencegahan biologik, pencegahan terhadap konsekuensi akibat penyakit kronis yang dapat dicegah maupun yang tidak dapat dicegah. Ilmu kedokteran pencegahan lebih menekankan dalam upaya pelaksanaan diagnosis dini dan penanganan cepat dan tepat.
Kolaborasi antara public health dan family medicine dapat dilakukan dalam banyak hal pertama, mengidentifikasi etiologi atau penyebab penyakit serta factor risiko terjadinya penyakit. Kedua, epidemiologi lingkungan yang meliputi surveillance, maupun kejadian luar biasa. Ketiga, menggambarkan status kesehatan populasi dan menentukan penyebaran penyakit di masyarakat. Keempat, mempelajari dan menetukan riwayat alamiah penyakit serta prognosisnya. Kelima, mengevaluasi cara pencegahan dan pengobatan serta perlakuan melalui metode pelayanan baru. Dan keenam, memberikan dasar-dasar kebijakan untuk mengatur kondisi kesehatan masyarakat.
Dengan mengacu pada poin tersebut, maka perlu dipertimbangkan bahwa pembangunan kesehatan tidak hanya memperhatikan sisi pembiayaan kesehatan dan administrasi semata. Akan tetapi, harus memperhatikan sektor-sektor bidang lainnya juga termasuk sumber daya manusia.
“Dokter layanan primer, dalam hal ini, membutuhkan peningkatan di bidang pendidikan, keterampilan teknik medis, dan keilmuan untuk membantu perbaikan mutu praktik kedokteran primer kepada pasien dan masyarakat sehingga tercapai derajat kesehatan tinggi bagi setiap warga masyarakat, “pungkasnya. (Wiwin/IRO)
Sumber: Prof. Dr. dr. KRT. Adi Heru Husodo, MSc., DCN., DLSHTM., Naskah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar: “Peran Kedokteran Pencegahan Sebagai Pokok Kedokteran Keluarga Dalam Membangun Kesehatan Masyarakat Indonesia”, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2 Agustus 2016.