FK-KMK UGM. Dalam acara 9th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei 2024 lalu, Aliya Wardana Rustandi, dari Center of Health Behavior and Promotion (CHBP), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FKKMK-UGM), mempresentasikan pengalaman penelitian kolaborasi antara Universitas Stirling (UoS) di Inggris, Universitas Gadjah Mada (UGM) di Indonesia, dan Universiti Putra Malaysia (UPM) yang berjudul “South-North and South-South Capacity Building in Tobacco Control in CO-FRESH Study: Empowering Change Through Collaboration“.
Pada acara yang mengusung tema “Hentikan Campur Tangan Industri Tembakau, Demi Perlindungan Anak!”, Aliya menguraikan disparitas yang signifikan antara tingginya beban mortalitas dan morbiditas akibat paparan asap rokok pasif (second-hand smoke/SHS) di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (Low- and Middle-income Countries/LMICs) dengan minimnya bukti penelitian dan kapasitas untuk menangani masalah tersebut secara efektif.
Dalam acara yang dihadiri oleh berbagai pakar dan pemangku kepentingan yang berkomitmen terhadap upaya pengendalian tembakau ini, Aliya menekankan pentingnya investasi dalam penelitian global, yang tidak hanya untuk memahami dan mengurangi paparan SHS, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas penelitian lokal tentang SHS dan pengendalian tembakau secara umum. Dalam konteks ini, proyek COmmunities Facilitating incREasing Smoke-free Homes (CO-FRESH) menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara universitas di level dunia dapat mengembangkan intervensi komunitas untuk mengurangi merokok di rumah.
Proyek CO-FRESH yang melibatkan beberapa universitas di dunia ini dijalankan melalui beberapa metodologi, termasuk pertemuan proyek secara langsung dan pertemuan online bulanan dengan melibatkan berbagai staf, termasuk staf junior yang bergantian menulis ringkasan pertemuan sebagai bagian dari pelatihan menulis efektif. Pelatihan pemantauan udara dipimpin bersama oleh UoS dan UPM, dengan staf UGM yang melanjutkan pelatihan ini kepada seluruh tim negara. Dalam pelatihan penelitian kualitatif, UGM dan UPM berbagi pengalaman mereka dalam konteks lokal dan membangun kerangka kerja pengkodean.
Proyek ini juga melibatkan kunjungan lapangan yang dilakukan oleh UGM dan UPM untuk semua pihak, dalam rangka memastikan diskusi elaboratif tentang manajemen proyek. Kolaborasi ini kemudian diperluas menjadi nota kesepahaman (MoU) antara pihak-pihak yang terlibat, memungkinkan kolaborasi selanjutnya.
Melalui presentasinya, Aliya tidak hanya menyoroti keberhasilan proyek CO-FRESH tetapi juga menunjukkan dukungan nyata terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. Dengan mengurangi paparan asap rokok pasif, proyek ini berkontribusi langsung terhadap peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Low Middle Income Countries (LMICs), yang sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan (Good Health and Well-being). Proyek ini juga melibatkan pelatihan dan pembangunan kapasitas bagi peneliti lokal, yang meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan dalam penelitian kesehatan masyarakat, sesuai dengan SDG 4: Pendidikan Berkualitas (Quality Education). Lebih lanjut, kolaborasi antara UGM, UoS, dan UPM mencerminkan kemitraan global yang kuat dan efektif, menunjukkan bagaimana kerjasama lintas batas dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan, mendukung SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals).
Dari paparan presentasi yang disampaikan oleh Aliya tersebut dapat disimpulkan bahwa inisiatif seperti CO-FRESH sangat penting dalam memperkuat kapasitas individu dan institusi, mendorong kolaborasi, dan meningkatkan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan terkait tembakau di seluruh dunia. Presentasi dalam ajang ICTOH 2024 tersebut menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan komitmen bersama dapat membawa perubahan positif dalam pengendalian tembakau dan perlindungan anak dari dampak negatif asap rokok pasif. (Penulis: Aizizha Syeilla Noverlis. Editor: Pranindya Rinastiti)