Kacamata dan Fakta-fakta yang Perlu Diketahui

FK-KMK UGM. Hoaks soal kacamata masih banyak beredar di masyarakat. Kurangnya edukasi membuat penyebaran hoaks masih menjadi masalah yang belum usai hingga saat ini.

Sebagai salah satu upaya edukasi terkait penggunaan kacamata, RAISA Radio mengangkat topik “Apa Saja Fakta Kacamata?” Kamis (17/11) dengan dr. Banu Aji Dibyasakti, Sp.M dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK-KMK UGM sebagai narasumber.

Pada umumnya, kacamata digunakan sebagai alat bantu melihat bagi penderita rabun jauh, rabun dekat, dan silinder. Bagi penderita minus, kacamata dipakai supaya ia bisa melihat objek yang jaraknya jauh dengan lebih jelas. “Orang dengan rabun dekat butuh kacamata supaya minus tidak bertambah, namun informasi yang beredar di masyarakat justru sebaliknya. Banyak yang masih mengira bahwa kacamata membuat minus jadi bertambah,” terangnya.

dr. Banu menganjurkan, jika pandangan mulai kabur, sebaiknya konsultasi dan memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan karena pandangan kabur tidak hanya mengindikasikan kondisi mata minus. “Periksa ke optik bukan sesuatu yang salah, tapi kita tidak tahu jika ternyata pandangan kabur yang dirasakan bukan hanya indikasi mata minus. Perlu pemeriksaan lebih lanjut dari dokter supaya kita tahu kondisi yang sebenarnya,” jelas dr. Banu.

Masa-masa pandemi memaksa kita untuk menyesuaikan kondisi dengan melakukan hampir segala pekerjaan dan urusan pendidikan dari rumah melalui komputer dan gawai lainnya. Menurut dr. Banu, kebiasaan baru ini meningkatkan risiko seseorang menderita computer vision syndrome. Menurutnya, computer vision syndrome adalah kumpulan gejala yang ditimbulkan pada mata dan penglihatan yang terkait dengan penggunaan komputer termasuk desktop, laptop, tablet, smartphone dan alat elektronik lainnya secara berlebih atau dalam waktu panjang.

Untuk mengurangi dampak gawai terhadap mata, dr. Banu menyarankan kita melakukan rule of 20:20:20, yaitu setelah melihat gawai selama 20 menit, mata harus diistirahatkan selama 20 detik dengan melihat objek dengan jarak yang jauhnya 20 feet (6 meter). (Nirwana/Reporter)