Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) sukses menyelenggarakan kembali kegiatan Jogja Cardiology Update 2015 (JCU 2015) di Ruang Mataram Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta. JCU 2015 mengangkat tema “Conquering Heart Disease in National Health Insurance (JKN) Era” dengan materi yang disampaikan membahas tatalaksana penyakit jantung terkini termasuk komplikasi yang terjadi.
Acara diselenggarakan selama 3 hari, Kamis hingga Sabtu (27-29 Maret 2015) yang diikuti kurang lebih 320 dari seluruh dokter di Indonesia, terutama dokter umum, dokter spesialis jantung, serta dokter spesialis penyakit dalam. Menurut dr. Putri, salah satu panitia JCU 2015, acara dibagi 2, yaitu Workshop Pra Simposium JCU di RSUP Dr.Sardjito, Yogyakarta dan Simposium JCU di Hotel Sheraton Mustika. Bentuk kegiatan JCU 2015 antara lain Simposium Ilmiah, Workhop Paralel, Makalah Bebas: Sesi Oral dan Poster, serta Pameran Farmasi.
“Pada awalnya JCU merupakan acara tahunan. Namun sekarang menjadi 2 tahunan,” tutur dr. Putri menegaskan. Acara JCU sebelumnya diselenggarakan tahun 2013 lalu. Pada tahun ini, JCU 2015 diketuai oleh dr. Hasanah Mumpuni, SpPD, SpJP dan Ketua PERKI, dr. Hariadi Hariawan, SpPD, SpJP(K).
Simposium JCU 2015 dibuka dengan sesi pleno oleh Prof. dr. Bambang Irawan, SpPD(K), SpJP(K) tentang managemen pasien dalam kelanjutan kesehatan jantung di era JKN, lalu Simposium I tentang gagal jantung kronik, kemudian dilanjutkan simposium II mangenai cara meningkatkan standar perawatan untuk Acute Coronary Syndrome, serta diakhiri dengan 3 workshop paralel bertemakan Atrial Fibrilasi dan pencegahan terhadap Thromboemboli, pharmacological revaskularisasi dalam STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction), dan Transthoracal Echocardiography.
Sementara pada hari Minggu dibuka dengan panel diskusi yang dimoderatori oleh Ketua panitia JCU 2013, dr. Erika Maharani, SpJP, dilanjutkan dengan Simposium III, IV, dan V tentang berbagai masalah kardiovaskular dan penanganannya. Acara diakhiri dengan pembagian doorprize.
Masalah penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia semakin penting. Menurut dr. Hasanah, acara ini diharapkan dapat membantu peningkatan kemampuan para dokter baik pengetahuan, keterampilan, dan pelayanan kepada masyarakat dalam program prevensi, kurasi, dan rehabilitasi, penyakit kardiovaskular, sehingga dapat membantu pemerintah dalam berpartisipasi menyukseskan program JKN dan menurunkan penyakit kardiovaskular.
“Mengenai tatalaksana penyakit jantung di Indonesia sebenarnya sudah bagus, kebanyakan pasien yang harus segera ditangani sudah banyak yang dirujuk. Namun, masih ada yang dirujuk dalam keadaan terlambat, terutama seperti pasien jantung congenital (bawaan lahir) yang terkadang para dokter tidak tahu apa yang harus dilakukan, padahal ternyata masih bisa dilakukan penutupan dan pemberian obat-obatan untuk menyelamatkan dan memperbaiki. Selain itu seperti Arryhthmia juga sekarang sudah ada obatnya, sudah ada tindakan yang sudah dilakukan untuk meyelamatkan. Untuk itulah JCU diharapkan dapat terus memberikan informasi terbaru,” tutur dr. Putri. (Rista/Reporter)