ISCADB 2024: Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Inovasi Kesehatan Masa Depan!

FK-KMK UGM. The 5th International Symposium on Congenital Anomaly and Developmental Biology (ISCADB) resmi digelar di Eastparc Hotel Yogyakarta pada 15-16 November 2024. 

Acara ini menjadi ajang prestisius bagi para ahli genetik dan biologi perkembangan untuk berbagi ilmu dan inovasi lintas disiplin. Diselenggarakan oleh Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), simposium ini menghadirkan 110 abstrak dari peneliti berbagai negara.

Dalam sambutannya, Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A(K)., Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM, menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk mengatasi tantangan kongenital dan biologi perkembangan. Simposium ini juga menjadi ajang penghargaan terhadap kontribusi ilmiah. 

“Kami bangga menjadi tuan rumah acara ini, yang mencerminkan komitmen kami untuk memperluas pengetahuan dan kolaborasi di bidang genetika,” ungkapnya.

Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad.(K)., Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, menekankan bahwa kolaborasi lintas disiplin sangat penting dalam membentuk penelitian di bidang anomali kongenital dan biologi perkembangan. 

“Kami berani menciptakan inovasi dalam ilmu pengetahuan dengan harapan membawa manfaat besar bagi umat manusia,” tambahnya.

Selain diskusi ilmiah, acara ini juga mengapresiasi peran RSUP Dr. Sardjito sebagai rumah sakit pendidikan dalam mendukung penelitian. dr. Sri Mulatsih, Sp.A(K). M.P.H., Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Dr. Sardjito, menyatakan bahwa Sardjito dan UGM berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan sebagai institusi pendidikan.

“Pendekatan inovatif dan lintas disiplin sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan kami,” ujarnya.

Kegiatan ini turut melibatkan perwakilan pemerintah, termasuk drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes., Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, yang menegaskan komitmen Kemenkes dalam transformasi sistem kesehatan melalui enam pilar utama. Ia juga menjelaskan reformasi pada struktur Kolegium Kesehatan, termasuk pengembangan standar kompetensi dan kurikulum untuk tenaga kesehatan.

Di sisi lain, Dr. Aditya Darmasurya, perwakilan BPJS Kesehatan, memaparkan bagaimana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mendukung deteksi dini dan penanganan anomali kongenital melalui pendekatan promotif dan preventif. 

“Deteksi dini, seperti pemeriksaan hormon tiroid pada bayi baru lahir, menjadi salah satu program utama kami untuk mencegah morbiditas dan mortalitas,” jelasnya.

Plenari pertama dipimpin oleh Prof. Motoshi Wada, Ph.D., peneliti dari Tohoku University, Jepang, yang berbagi wawasan tentang perkembangan ilmu genomik. Sebagai tambahan, Irene Suryani, S.KM., M.Sc., perwakilan Kemenkes RI, menyoroti Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi), yang telah meluncurkan infrastruktur biobank dan bioinformatika di 10 rumah sakit besar, termasuk RSUP Dr. Sardjito.

Simposium ini juga menjadi landasan bagi konferensi berikutnya, yaitu 15th Asia Pacific Conference of Human Genetics, yang akan diadakan di Yogyakarta pada 5-8 November 2025. Dengan tema “Equitable Future in Genomic Medicine, konferensi ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menciptakan masa depan yang lebih adil di bidang kedokteran genomik.

Simposium berakhir dengan catatan optimis dari Dr. Darwito, dr., Sp.B(K)Onk., Direktur Rumah Sakit Akademik UGM, yang menyebut acara ini sebagai langkah maju bersama dalam memperkuat sinergi antara institusi medis, akademik, dan komunitas ilmiah internasional.

Melalui simposium tersebut, FK-KMK UGM berkomitmen penuh terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (SDG 9), Berkurangnya Kesenjangan (SDG 10), Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12) serta Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan (SDG 17). (Isroq Adi Subakti/Reporter)