FK-KMK UGM. One health (OH) merupakan pendekatan kolaboratif multisektoral, terkoordinasi, transdisipliner yang bekerja di tingkat lokal, regional, nasional serta global, dengan tujuan untuk mencapai hasil kesehatan optimal dengan mengenali interkoneksi antara manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan. Pertumbuhan populasi, industrialisasi dan masalah geopolitik beriringan dengan kecepatan perubahan global telah merusak keragaman ekosistem dan pergerakan migrasi manusia maupun spesies. Kerusakan yang disertai dengan perubahan iklim serta lingkungan ini mengakibatkan munculnya penyakit menular dan tidak menular.
Dalam perkembangan ilmu penyakit, sebagian besar wabah penyakit ditimbulkan dari gangguan manajemen kesehatan masyarakat, termasuk sanitasi dan kebersihan, imunisasi, serta pengendalian penyakit yang ditularkan melalui vektor dan zoonosis. Zoonosis merupakan penyakit yang secara alamiah ditularkan dari hewan ke manusia maupun sebaliknya. Zoonosis menduduki 60% dari total penyakit infeksius yang telah teridentifikasi dan 75% dari Emerging infectious diseases (EID) atau penyakit infeksius baru yang telah dilaporkan. Secara taksonomi, sebanyak 40% fungi, 50% bakteri, 70% protozoa, 80% virus dan 95% parasite cacing yang menginfeksi manusia merupakan pathogen zoonotic. Emerging zoonoses seperti Hendra, Nipah, flu burung, severe acquired respiratory syndrome (SARS), dan yang saat ini masih menjangkit secara global, yaitu COVID-19, telah menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar pada 20 tahun terakhir.
Umumnya beberapa mikroorganisme bisa memproduksi produk antimikroba secara alamiah, seperti penisilin yang dihasilkan oleh jamur Penicillium sp. Namun, seiring dengan penggunaan antimikroba di bidang kesehatan manusia dan hewan, keberadaan antimikroba menjadi sangat meluas, bahkan residunya dapat ditemukan di zat buangan rumah sakit dan peternakan yang kemudian dapat mencemari lingkungan. Interaksi antara mikroba dengan antimikroba dalam konsentrasi yang rendah dapat memicu timbulnya resistensi antimikroba. Ketika suatu patogen menjadi resisten terhadap suatu kelompok anti mikroba, maka pengobatan standar menjadi tidak efektif, bahkan menjadi tidak dapat diobati. Hal ini dapat meningkatkan derajat keparahan suatu penyakit, bahkan berujung pada kematian. Jika hal ini terus berlangsung, diperkirakan pada tahun 2050 akan terjadi peningkatan kematian hingga 10 juta jiwa akibat infeksi patogen resisten antimikroba.
Melalui konsep one health, (calon) tenaga kesehatan, ahli terkait dan masyarakat diajak untuk bisa memahami, mengantisipasi, dan menyiapkan tata laksana pandemi (baru). Melihat pentingnya paradigma ini, maka Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi UGM dan One Health Coordinator Center (OHCC) menyelenggarakan kegiatan: “2021 Winter Course on Interprofessional Education – One Health: Diseases of Tomorrow”, pada: 25 Januari – 5 Februari 2021 secara daring. Acara ini diikuti lebih dari 150 calon profesional kesehatan termasuk dari luar negeri.
Kegiatan yang berfokus pada isu kesehatan dengan keterlibatan manusia, hewan dan lingkungan ini secara umum bertujuan untuk: pertama, mempersiapkan calon profesional kesehatan agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dari lintas bidang keilmuan di komuntias secara aktif. Kedua, meningkatkan kerjasama antar calon profesional kesehatan dalam kolaborasi multikultural. Ketiga, meningkatkan paparan kontekstual nasional dan internasional serta kompetensi yang dibutuhkan oleh calon profesional kesehatan dari para narasumber one health dari universitas mitra dalam dan luar negeri, antara lain Indonesia One Health University Network (INDOHUN), Thailand One Health University Network (THOHUN), Southeast Asia One Health University (SEAOHUN), University Sains Malaysia, University of Sydney, dan Central Mindanao University Filipina.