Wa idza maridhtu fahuwa yasy fin
Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku
(QS. Asy-Syu‘arā: 80)
Penyakit banyak penyebabnya. Beberapa penyebab dapat dibuat akronim BaDe PAMIT (Bawaan/ heriditer/ kongenital), Degeneratif, Defisiensi, Pikiran (Perasaan = Psikosomatik); Autoimun; Metabolik, Makhluk Halus; Infeksi, Iatrogenesis, Istirahat kurang; Trauma, Tumor Jinak dan Tumor Ganas (Kanker) serta Tak dipakai yang seharusnya}. Sakit merupakan cara Allah SWT untuk mengingatkan seseorang agar menjadi orang yang lebih baik di sisa hidupnya, lebih hati-hati dan lebih berkualitas. Termasuk dalam hal ini sakit kanker. Penyakit bukan hukuman, melainkan ujian dan sarana mendekat kepada Allah. Kanker adalah penyakit yang menguji fisik, mental, dan spiritual. Namun Islam mengajarkan bahwa setiap ujian adalah jalan menuju penguatan iman.“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)
Allah berfirman dalam Al Quran surat Asy-Syu‘arā ayat 80 yang artinya “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” Manusia dipandang sebagai makhluk utuh: jasmani, ruhani, dan sosial. Karena itu, pengelolaan kanker harus melibatkan multi profesi dengan pendekatan holistik integrative, antara lain: a. Aspek Medis, b. Aspek Psikologis, c. Aspek Spiritual dan d. Aspek Sosial.
Aspek medis dapat berupa terapi kedokteran modern: operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, Peran dokter & tenaga kesehatan sebagai amanah Allah. Rasulullah SAW berpesan, “Berobatlah, karena Allah menurunkan obat bagi setiap penyakit”. Treatment pada Aspek Psikologis dapat berupa aktivitas yang menenangkan hati dari stres dan kecemasan. Kegiatannya dapat melalui konseling, terapi relaksasi, dan juga adanya dukungan keluarga. Dukungan keluarga ini sangat penting agar pasien tidak putus asa. Hal tersebut sejalan dengan Firman Allah “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar: 53). Pada aspek spiritual dapat dilakukan dengan berdoa, shalat, dzikir, tadabbur Al-Qur’an dan bertawakal. Aktivitas-aktivitas tersebut akan menjadi sebagai sumber ketenangan. Tawakal dilakukan dengan terus berusaha, melakukan ikhtiar terbaik, namun tetap menyerahkan hasil ikhtiarnya kepada Allah SWT. Oleh karenanya, doa menjadi sangat penting untuk menyertai setiap ikhtiar yang kita lakukan. Nabi Ayyub as telah mencontohkan ketika sakit berusaha untuk terus berdoa dengan doa sebagai berikut “Ya Rabbku, sungguh aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Al-Anbiyā: 83). Aspek terakhir adalah Aspek Sosial. Aspek sosial dapat berupa dukungan moral dan doa dari keluarga serta sahabat, keberadaan komunitas sebagai penyemangat, serta saling menolong dalam kebaikan (QS. Al-Māidah: 2). Ketika terdapat saudara, kolega, teman, sahabat atau tetangga yang sakit, kita dianjurkan untuk mendoakan untuk kesemuhannya. Allāhumma yā Syāfī, sembuhkanlah saudara-saudara kami. Berikan kesabaran, kekuatan iman, dan rahmat-Mu. Jadikan sakit ini sebagai penghapus dosa dan peningkat derajat.
Nilai Iman dalam Menghadapi Kanker, ada 4 (empat) hal utama, yakni: (1) Sabar: menerima dengan Ikhlas, (2) Syukur: menghargai nikmat yang masih ada. (3) Tawakal: menyerahkan hasil kepada Allah setelah ikhtiar (4) Roja’ (harapan): berharap rahmat Allah lebih besar daripada rasa takut. Integrative Cancer Management dalam Islam bukan hanya pengobatan medis, tetapi juga penguatan psikologis, spiritual, dan sosial. Dengan pendekatan holistik, seseorang (pasien) lebih siap menghadapi proses penyembuhan dengan penuh sabar, syukur, dan harapan. Doa yang dianjurkan Allāhumma yā Syāfī, sembuhkanlah hamba-Mu dari segala penyakit. Ya Allah, berikanlah cahaya sabar di hati kami, kekuatan iman di jiwa kami, dan rahmat-Mu yang luas kepada keluarga kami. Jadikan sakit ini jalan menuju pengampunan dan derajat yang lebih tinggi di sisi-Mu..
Tips untuk menghadapi/ melayani penderita kanker dengan Integrative Cancer Management – Pendekatan Holistik Islami) dengan akronim TERPADU:
T – Terapi Medis: Ikhtiar pengobatan dengan ilmu terbaik. melalui dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. “Obatilah penyakit kalian…” (HR. Abu Dawud)
E – Emosi (Psikologis), Mengelola stres, cemas, dan menjaga hati tetap tenang dengan konseling, motivasi, dan dukungan keluarga. “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar: 53)
R – Ruhani agama (Spiritual),Doa, dzikir, shalat, tilawah Al-Qur’an, tawakal“Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu‘arā: 80)
P – Pendampingan Sosial, sungguh beruntung memiliki Keluarga, sahabat, komunitas yang menyayangi sebagai penopang moral dan doa. “Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Māidah: 2)
A – Amal Shalih. Meski sakit (justru saat sakit) diisi dengan amal kebaikan sebanyak mungkin, misalnya doa, sedekah, dzikir, berbagi inspirasi. Sakit jadi ladang pahala dan penghapus dosa.
D – Doa & Dzikir. Inilah senjata orang beriman dalam mengubah takdir yang belum terjadi. Sumber energi rohani, penenang jiwa, sekaligus ikhtiar non-medis. Doa Nabi Ayyub as: “Ya Rabbku, aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Maha Penyayang.” (QS. Al-Anbiyā: 83)
U – Usaha & Tawakal. Menggabungkan usaha medis, psikologis, sosial, dan spiritual, lalu menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah; Allah berfirman:“Bertawakalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali ‘Imrān: 159)
Penutup
Semoga ALLAH SWT menjadikan kita semua (seluruh sivitas Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, beserta keluarga dan anak turun dan sivitas hospitalia Rumah Sakit, serta dinas, lembaga jejaring) dihindarkan dari musibah, namun jika ada yang menderita …mudah-mudahan Allah SWT menganugerahi hati yang mulia untuk meringankan derita secara TERPADU. Mudah mudahan ALLAH SWT menganugerahi rasa indah dan menyenangkan dalam melaksanakan seluruh ajaran agama Islam. Amin.
————————-
Penulis: Dr. dr. Probosuseno, SpPD, KGer, FINASIM , SE, MM, AIFO-K —saat ini staf di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK KMK UGM/ Ketua KSM & kepala Klinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito, Ketua Binrohis KORPRI RSUP Dr Sardjito dan Ketua Takmir masjid Asy Syifa’ RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Konsultan. Editor: Supriyati