Inovasi Baru Mahasiswa UGM dalam Mengungkap Manfaat Ekstrak Kayu Manis untuk Pemulihan Memori Pascastroke

FK-KMK UGM. Tim penelitian yang beranggotakan lima mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah menguak potensi luar biasa dari ekstrak kayu manis (Cinnamomum verum) dalam mengatasi gangguan memori pascastroke. Tim yang dinamai “Cinneuron” ini terdiri dari Iffah Zakiya Yasmin dan Erisa dari Fakultas Farmasi serta Khansa Audrey Haliza Rahmatania, Tangkas Eghan Pramudipta, dan Ghina Athoya Thifal dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan yang didampingi oleh dr. Nur Arfian, Ph.D.

Tim Cinneuron tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE). PKM merupakan program pendanaan penelitian yang diberikan kepada mahasiswa oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui dukungan Kemendikbudristek, tim Cinneuron berhasil menguak potensi ekstrak kayu manis.

Penelitian yang dilakukan oleh tim Cinneuron bertujuan untuk mengeksplorasi potensi terapi dari ekstrak kayu manis terhadap gangguan kognitif pasca stroke, yang sering kali menjadi tantangan besar dalam proses pemulihan pasien stroke iskemia. Stroke iskemia, yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti, dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan mempengaruhi fungsi kognitif, termasuk memori.

Senyawa utama dalam kayu manis, cinnamaldehyde, telah diketahui memiliki sifat protektif pada jaringan otak. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu yang menguji efek ekstrak kayu manis pada penyakit Alzheimer dan Parkinson. Namun, sampai saat ini, belum terdapat penelitian yang menguak potensi ekstrak kayu manis terhadap penyakit stroke iskemia, terlebih lagi terhadap gangguan memori pascastroke. Berangkat dari latar belakang tersebut, tim Cinneuron memutuskan meneliti ekstrak kayu manis untuk disfungsi memori pascastroke iskemia.

Untuk mendapatkan ekstrak kayu manis, tim Cinneuron menggunakan berbagai langkah bertahap yang memanfaatkan alat-alat kompleks. Pertama, kayu manis dibersihkan dan dikeringkan dalam oven selama 1 hari. Lalu, kayu manis diblender, diserbukhaluskan, dan disaring. Menggunakan ultrasonic assited extraction, senyawa kayu manis dikeluarkan dari dalam sel menggunakan gelombang ultrasonik. Setelah diuapkan menggunakan rotary evaporator, kayu manis telah sukses diekstraksi.

Penelitian ini dimulai dengan pemodelan stroke iskemia pada tikus untuk menyerupai kondisi stroke pada manusia. Setelah induksi stroke, tikus-tikus tersebut diberikan pengobatan menggunakan ekstrak kayu manis. Untuk mengukur dampak pengobatan, tim peneliti melakukan serangkaian uji fungsi memori, analisis seluler, dan molekuler untuk memahami mekanisme di balik efek terapeutik ekstrak kayu manis.

Iffah Zakiya Yasmin, salah satu anggota tim, menyatakan, “Kami sangat optimis dengan hasil awal penelitian ini. Kami berharap penelitian ini dapat berkembang lebih lanjut dan membuka jalan bagi pengobatan yang lebih baik bagi pasien stroke iskemia yang mengalami gangguan memori.”

Penelitian ini tidak hanya membuka peluang untuk pengembangan terapi berbasis ekstrak kayu manis yang terjangkau bagi semua kalangan, tetapi juga mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme pemulihan memori pasca stroke. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) pada SDGs 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDGs 10 Berkurangnya Kesenjangan, serta SDGs 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan semangat dan dedikasi, tim Cinneuron UGM terus bekerja keras untuk memberikan kontribusi positif dalam bidang kesehatan dan membuka harapan baru bagi mereka yang membutuhkan. (Kontributor: Tim Cinneuron UGM).