FK-KMK UGM. Perkembangan dalam bidang ekonomi, budaya dan sosial di tengah era globalisasi telah membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan tinggi. Tenaga kerja unggul yang dapat berkontribusi terhadap penelitian dan peningkatan kapasitas inovatif menjadi penentu daya saing suatu negara dalam ekonomi global yang berbasis pengetahuan. Dalam konteks dunia kedokteran, keunggulan dalam bidang akademik, keterampilan medis dan koneksi merupakan beberapa kualitas yang penting untuk dimiliki oleh calon-calon dokter masa depan. Harapannya, melalui kegiatan IMO, peserta bisa meraih manfaat yang sebesar-besarnya untuk menjawab tantangan kedokteran masa depan.
IMO bukan sekedar kompetisi tapi justru tujuan utamanya bukan wining and losing, baik dari peserta dan panitia belajar banyak hal. Panitia belajar leadership dan networking. Seluruh peserta menunjukkan IMO sebagai ajang untuk menempa dia sendiri untuk memperkuat knowledge dan skill agar menjadi dokter di negara masing-masing, networking dimulai sejak dini itu akan baik,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik FK-KMK UGM, dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph., Rabu (17/10).
Indonesian International Medical Olympiad (IMO) merupakan olimpiade tahunan yang diselenggarakan untuk mahasiswa kedokteran Indonesia dan internasional. Tahun 2018, menjadi tahun kesembilan pelaksanaan IMO, dan FK-KMK UGM bekerjasama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) berkesempatan untuk pertama kali menjadi penyelenggara kompetisi. Ajang kompetisi yang diselengarakan pada 16-19 Oktober 2018 ini memiliki enam cabang perlombaan medis, yaitu Cardiorespiratory (jantung pernapasan), genitourinary (perkemihan/kelamin); musculoskeletal ( otot dan tulang ); digestive (pencernaan), neuropsychiatry (saraf dan jiwa), Infectious Disease (penyakit infeksi). IMO 2018 kali ini diikuti oleh 594 peserta yang terdiri dari mahasiswa kedokteran Indonesia maupun mahasiswa kedokteran dari Thailand serta Filipina, dan terbagi ke dalam 297 tim.
“Kami kerjasama dengan AIPKI, dengan tujuan u ntk menjaga kualitas soal. Kami sangat berterima kasih pada tuan rumah bahwa IMO tahun ini benar berintegritas, netral, kita sudah sangat layak dengan olimpiade international bahkan ujian internasional dari pemerintah,” ungkap sekjend ISMKI, Irfandinata, S.Ked. Ketua panitia IMO 2018 juga menambahkan bahwa IMO 2018 benar-benar lomba yang menilai kualitas mahasiswa kedokteran secara komprehensif dan holistik, tidak hanya teoritik namun juga skills.
“Ini pertama kalinya CMU mengikuti imo, memang dari CMU menyarankan untuk mengikuti berbagai kompetisi internasional. IMO adalah lomba paling sulit dan menantang, dibanding lomba lain, selain pengetahuan juga menguji keterampilan. Senang bisa mengikuti kompetisi ini,” ungkap dosen pendamping dari CMU, Kwanjit Duangsonk.
Adapun tujuan pelaksanaan IMO 2018 di antaranya adalah: pertama, menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia dan dunia untuk berkompetisi dalam berbagai bidang ilmu kedokteran. Kedua, memotivasi mahasiswa kedokteran Indonesia dan dunia dalam meningkatkan kapabilitas kompetisi mereka secara profesional. Ketiga, mempererat ikatan antarmahasiswa kedokteran baik antaruniversitas maupun antarnegara. Keempat, memperbarui ilmu pengetahuan mahasiswa kedokteran pada bidang pengobatan kanker. (Wiwin/IRO)