Kasus infeksi dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Penyebaran infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk menyebar paling cepat di dunia. Berdasarkan dari data WHO (2001), diperkirakan terdapat 50 juta kasus infeksi dengue setiap tahunnya, sekitar 70% diantaranya terjadi pada penduduk yang tinggal diwilayah dengan risiko tinggi dengue (seperti Asia Tenggara dan Pasifik). Namun begitu penelitian lain menyebutkan kemungkinan jumlah kasus yang sebenarnya 3x lebih banyak dibanding yang dilaporkan saat ini. Kemenkes melaporkan 156.086 kasus infeksi dengue dengan Incidence Rate (IR) 65.7/100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 0.87% pada tahun 2010. Data Dinkes DIY tahun 2012, Provinsi DIY melaporkan memiliki angka insiden DBD sebesar 1,36/100.000 penduduk dan CFR 2,13% dengan penduduk kisaran 3,4 juta jiwa.
Banyak penelitian yang membahas mengenai infeksi dengue dengan kondisi klinis pasien yang beragam. Beberapa infeksi dengue berkembang menjadi berat dengan keterlibatan organ, seperti disfungsi hati, ginjal dan lain-lain tanpa mengalami kondisi sindrom syok dengue (SSD). Disfungsi organ multipel turut berperan sebagai penyebab kematian. Hampir seluruh pasien anak ataupun dewasa dengan kondisi berat yang dirawat di ruang rawat intensif mengalami disfungsi organ, termasuk didalamnya pasien dengan infeksi dengue berat.
Dalam disertasi Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K) yang berjudul “Prediktor Klinis & Laboratoris Infeksi Dengue pada Anak & Faktor yang Berpengaruh terhadap Disfungi Organ” bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif mengenai karakteristik dan prevalensi gejala klinis dan parameter laboratoris awal infeksi dengue pada anak dengan tujuan khusus menilai pengaruh faktor derajat keparahan klinis, jumlah virus (viremia), serotipe dan tipe infeksi terhadap terjadinya disfungsi organ pada infeksi dengue. dr. Ida Safitri menyampaikan disertasinya dalam memenuhi promosi doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran & Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FKKMK UGM), Rabu, 14 Maret 2018 di gedung Auditorium FKKMK UGM.
Dari penelitian ini diketahui bahwa prevalensi infeksi dengue pada kelompok yang belum diketahui status infeksi dengue sejak awal onset demam dan mengetahui gejala, tanda klinis, dan laboratoris apa yang dapat membantu meningkatkan prediksi infeksi dengue. Selain itu, penelitian ini memiliki kekuatan pada rancangan penelitian kohort yang memungkinkan melihat dari awal kelompok yang terpapar dan tidak, penelitian ini memakai form CRF yang terstruktur dan konfirmasi diagnostik yang lengkap. Meskipun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti: kecilnya jumlah kasus yang dapat dianalisis pada multivariat dan pemodelan khususnya jumlah pasien dengan disfungsi organ , serta pada kelompok yang terbukti bukan dengue, belum dapat mengemukakan kemungkinan etiologinya karena tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Penelitian yang menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian kohort dalam consortium penelitian multi senter IDAMS menghasilkan sebesar 40.14% pasien dengan demam kurang dari 72 jam infeksi dengue, adanya disfungsi organ sebanyak 42.79% pada pasien dengue, khususnya kasus DBD, ditandai dengan kenaikan peningkatan enzim hati.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian multi senter dengan tema The International Research Consortium on Dengue Risk Assessment, Management and Surveillance (IDAMS), yang melibatkan empat negara di Asia Tenggara dan dua negara di Amerika Latin. Penelitian IDAMS berlangsung selama 3 tahun sejak bulan Juni 2012 dengan prosedur penelitian sesuai ketentuan yang tertera dalam ICH-GCP dan telah mendapat persetujuan dari komite etik FKKMK UGM. Penelitian yang dilaksanakan di poliklinik anak RSUP Dr. Sardjito, poliklinik UGM (GMC), poliklinik Puskesmas Umbulharjo I, poliklinik Puskesmas Tegalrejo, Poliklinik Puskesmas Jetis dan poliklinik praktek swasta SPA ini melibatkan 147 pasien dari 947 skrining pasien anak usia lebih dari 5 tahun dengan demam kurang dari enam hari (72 jam.
dr. Ida Safitri mendapatkan predikat sangat memuaskan dan merupakan doktor ke-3.890 di UGM. Bertindak sebanagai promotor Prof. dr. Mohammad Juffrie, Sp.A(K) dank o promotor Prof. dr. Hari Kusnanto, SU., Dr.PH. (Dian/IRO)
(Sumber: Disertasi Prediktor Klinis & Laboratoris Infeksi Dengue pada Anak & Faktor yang Berpengaruh terhadap Disfungi Organ, Ida Safitri Laksanawati, 2017)