FK-KMK UGM. Keluarga Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan Jejaring AHS UGM menggelar acara Halalbihalal tahun 2021 secara daring, Senin (24/5).
“Marilah kita bersama-sama menyambut kesempatan yang dihadiahkan Allah SWT untuk menjadi lebih baik. Bagaimanapun masa lalu yang kita jalani dahulu, sekelam apapun dan seburuk apapun. Berilah kesempatan seseorang untuk berubah dan memperbaiki. Tidaklah perlu menghakimi orang lain karena keburukannya. Biarlah Sang Pemberi Hidup yang berdaulat sepenuhnya atas kita, karena hanya Dia yang mengetahui waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang terbaik” papar Dekan FK-KMK UGM, Prof. Ova Emilia, M.Med.Ed., Ph.D., saat memberikan sambutannya.
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, dr. Rukomono Siswishanto, M.Kes., MPH., Sp.OG(K) dalam kesempatan ini juga menuturkan bahwa Ramadhan memberikan hikmah untuk menahan diri melakukan hal-hal yang mencederai kefitrahan manusia. “Dengan semangat Ramadhan, kita dapat melanjutkan pekerjaan secara bersama-sama didalam sebuah tim, menatap masa depan yang lebih baik, dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Optimis dan InsyaAllah atas keridhoan-Nya memudahkan langkah, memberikan kekuatan kepada kita semuanya untuk menunaikan amanah kita masing-masing,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si., memberikan hikmah syawalan mengenai “Momentum Perbaikan Diri dan Silatuhrahmi Menuju Solidaritas Umat”.
Poin pertama mengenai perbaikan diri, manusia memiliki fitrah didalam dirinya untuk bertuhan yang sama. Bahkan, fitrah bertuhan itu dimiliki juga oleh orang yang menganggap dirinya atheis sekalipun. “Dalam perjalanan hidup, nilai-nilai fitrah yang hidup di jiwa kita, sering mengalami kontaminasi,” ungkapnya.
Di dalam jiwa terdapat dua kecenderungan yang selalu tarik menarik. Pertama, jiwa yang selalu membawa kepada kebaikan, nilai-nilai Ilahi, nilai-nilai insani, dan nilai-nilai batin yang jernih. “Misalnya siapapun yang melakukan kesalahan, dimana tidak diketahui orang lain. Pasti resah jiwanya. Tidak mungkin hatinya tidak resah. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan dikala resah, gelisah, gundah, ataupun ragu tanyalah pada hatimu,” jelasnya.
Kedua, jiwa yang selalu membawa ke dalam kesenangan hidup, lalu akibatnya berbuat yang tidak semestinya. “Misalnya kesenangan sesaat, kesenangan yang membuat kita lupa bahwa itu salah, kesenangan yang membuat itu tidak baik maupun tidak pantas, lalu terlanjur kita lakukan,” imbuhnya. Dalam konteks ini, Puasa sesungguhnya sebagai pembelajaran untuk mengeliminasi hal-hal buruk dan menghidupkan hal-hal yang baik.
Prof. Haedar juga menambahkan contoh dalam konteks perbaikan diri. Ciri orang bertaqwa setidaknya terdapat tiga di dalam dirinya, terkandung dalam QS. Ali Imran ayat 134, yaitu orang yang menginfaqan sebagian hartanya dikala lampang maupun dikala sempit, orang yang bisa menahan marah, dan orang yang memberi maaf kepada orang lain. “Perbaikan diri itu dimulai dari transformasi nilai puasa yang konkrit seperti itu. InsyaAllah, jika dilakukan akan meningkatkan kualitas ketaqwaan kita,” tegasnya.
Poin kedua mengenai silatuhrahmi, yaitu menghubungkan persaudaraan baik karena ada ikatan garis keturunan, darah maupun ikatan sosial dan lain-lain. Prof. Haedar memberikan cara memahami silatuhrahmi, “bangun hubungan baik yang sudah baik seperti kebiasaan meminta maaf dan memberikan maaf, saling berkunjung, bahkan didalam rumah tangga mapun keluarga, silatuhrahmi harus setiap hari dilakukan yakni mempertautkan hati dan rasa kita bersaudara,” ungkapnya.
“Sehingga dengan perbaikan diri dan silatuhrami yang hakiki, kita menjadi solid dalam diri kita bukan menjadi kepribadian yang terpecah, lalu bisa membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rohmah. Kemudian dalam kehidupan umat beragama, bangsa dan negara, bahkan dalam kemanusiaan semesta, kita bisa menyebarkan nilai-nilai damai, kasih sayang, kepudulian, dan kemanusian yang luhur,” pungkas Prof. Haedar.
Acara halal bihalal yang digelar selama hampir dua jam ini diikuti oleh kurang lebih 600 peserta baik dari jajaran Dekanat FK-KMK UGM, Direksi RSUP Dr. Sardjito, Jejaring AHS UGM, Dosen maupun Tenaga Kependidikan FK-KMK UGM (Arif/Reporter)