Guru Besar Departemen Mikrobiologi, FK-KMK UGM Turut Berpartisipasi Sebagai Salah Satu Panelist Kegiatan Internasional 10th World Water Forum di Bali

FK-KMK UGM. Salah satu Guru Besar staff Departemen Mikrobiologi, FK-KMK UGM yakni Prof. dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Sp.MK(K) turut berpartisipasi sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan internasional yaitu 10th World Water Forum. Kegiatan Road to 10th World Water Forum dilaksanakan di Gedung Bali International Convention Centre (BICC), Indonesia pada Selasa, 22 Mei 2024. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah The Blue Mirror Paradox: How Dirty Waters Support The Only Health Approach in Public and Environmental Health Monitoring.

World Water Forum merupakan pertemuan internasional terbesar terkait air yang diadakan setiap tiga tahun sejak 1997, dan pada tahun 2024, World Water Forum ke-10 berlangsung di Bali, Indonesia. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Wakil Menteri Pertanian dan Kehutanan Türkiye, Ebubekir Gizligider dan dilanjutkan dengan Sambutan dari Prof Ahmet Mete Saatci, selaku Mantan Presiden Turkish Water Institute. Kegiatan yang dimoderatori oleh Turkish Water Institute (SUEN) yakni Prof. Bilge Alpaslan Kocamem dan Dr. Bernd Manfred Gawlik dari European Commission Joint Research Centre (EC JRC) membahas surveilans air limbah dalam 4 bagian yang berbeda yakni pendekatan LMIC, pendekatan HIC, Institusionalisasi dan Sektor Swasta dengan melibatkan pembicara yang expert dibidangnya yaitu Fatma Guafereli (Peneliti di Insititute Pasteur de Tunis), Prof.dr.Titik Nuryastuti, M.Si.,SpMK(K) (Microbiologist di Universitas Gadjah Mada), Natalie Knox (Direktur Kepala di National Wastewater Program), Prof. Hiroyuki Katayama (Kepala di IWA Group), Jerome Lock-Wah-Hoon (Peneliti di National Institute for Public Health and Environment- RIVM Belanda), dan Windi Muziasari (CEO di Resistomap, Finland, Indonesia). Pada akhir sesi, kegiatan ditutup oleh Angela Tessarola dari European Comission Health Emergency Preparedness and Response Authority (EC-HERA).

Kegiatan World Water Forum bertujuan untuk memanfaatkan air limbah sebagai alat informasi kesehatan dimana selama pandemi, “air kotor” atau “air limbah” dapat digunakan sebagai indikator kesehatan khususnya terhadap penyakit Covid-19. Pengawasan air limbah telah mendapat perhatian besar karena dapat digunakan untuk melacak serta memberikan peringatan dini tentang penyebaran penyakit secara global. Selain itu, pengawasan air limbah akan membantu mengatasi masalah resistensi antimikroba dan mendukung kesehatan masyarakat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC).

Acara ini mendukung pencapaian SDGs ke-3 yaitu kehidupan yang sehat dan sejahtera. Antusiasme para peserta dalam kegiatan ini membawa harapan terhadap pemanfaatan pengawasan terhadap air limbah untuk surveilans penyakit dimasa mendatang. Selain itu, acara ini juga mendukung pencapaian SDGs lainnya yaitu nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, nomor 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi yang Layak, nomor 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dan nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Kontributor dan Foto: Dian A dan Ayu R dari Departemen Mikrobiologi, Editor: Humas FK-KMK. Artikel ini telah diunggah di Website Departemen Mikrobiologi)

Berita Terbaru