FK-KMK UGM. Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) bersama Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Membangun Ketahanan Terhadap Wabah – Pembelajaran dari 3 Pandemi”.
Kuliah tamu ini diberikan untuk menambah wawasan mengenai elemen-elemen kunci dari siklus perencanaan kesiapsiagaan pandemi, memahami karakteristik dan dinamika utama pandemi di masa lalu, serta memberikan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi dalam kesiapsiagaan wabah pada pandemi-pandemi sebelumnya. Selain itu, kuliah ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik terbaik dan pembelajaran dari pandemi di masa lalu yang dapat memberikan masukan bagi strategi kesiapsiagaan dan respons terhadap wabah di masa depan. Terakhir, kuliah ini akan membahas pentingnya membangun sistem kesehatan yang berketahanan untuk memperkuat kesiapsiagaan wabah secara keseluruhan dan kapasitas respons.
Acara ini menghadirkan Prof. Paul Michael Pronyk, MD, FRCP(C), MSc, PhD, dari Center for Outbreak Preparedness, Duke-NUS Medical School, National University of Singapore, sebagai pembicara utama.
Prof. Paul Michael Pronyk merupakan ahli penyakit menular dan spesialis kesehatan global dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebelum bergabung dengan Institut Kesehatan Global SingHealth Duke-NUS (SDGHI), Prof. Pronyk memegang peran penting di UNICEF, termasuk sebagai Chief of Child Survival and Development di Indonesia dan Koordinator Respons Ebola di Sierra Leone. Di Kantor Pusat UNICEF di New York, beliau menjabat sebagai pimpinan teknis untuk UN Commission on Life-Saving Commodities, berkontribusi pada inisiatif penguatan sistem kesehatan di 23 negara di Afrika dan Asia.
Acara ini dimoderatori oleh dr. Citra Indriani, MPH, dosen di Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi (BEPH), FK-KMK, UGM. dr. Citra berpengalaman dalam investigasi kejadian luar biasa dan penelitian di bidang penyakit menular.
Setelah pandemi COVID-19, penekanan pada kesiapan global menghadapi wabah di masa depan semakin meningkat. WHO dan Bank Dunia pada tahun 2023 menyoroti bahwa pandemi yang terjadi saat ini sebenarnya bisa diantisipasi dan dimitigasi, sehingga berdampak pada berkurangnya dampak sosial dan ekonomi serta lebih sedikit korban jiwa melalui langkah-langkah pembendungan yang lebih efektif. Pandemi COVID-19 menggarisbawahi perlunya pendekatan kesiapsiagaan yang komprehensif dan bertahan lama.
Patogen yang berpotensi menyebabkan pandemi memiliki perbedaan dalam hal sumber daya, kemampuan, dan strategi mitigasi yang diperlukan. Meskipun demikian, terdapat prasyarat umum yang penting untuk kesiapsiagaan yang efektif, termasuk sistem layanan kesehatan yang kuat dan mudah beradaptasi, infrastruktur pengawasan, kemampuan laboratorium, mekanisme koordinasi, kerangka hukum, dan rantai pasokan yang efisien.
Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mempunyai kelemahan dalam aspek kesiapsiagaan ini, yang kemudian meluas ke tingkat regional. Tuntutan akan kesiapsiagaan menghadapi pandemi sangat besar, dan para profesional kesehatan masyarakat perlu bersiap menghadapi tantangan ini. Sesi ini memberikan wawasan komprehensif tentang kesiapsiagaan pandemi dari tiga pandemi, mencakup tantangan unik yang dihadapi dan studi kasus respons wabah yang berhasil.
Kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap pandemi di masa depan, terutama bagi para praktisi kesehatan masyarakat dan mahasiswa S2 kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals Kehidupan Sehat dan Sejahtera, 4 tentang Pendidikan Berkualitas, dan 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor dan Foto: Departemen BEPH, Editor: Humas FK-KMK. Artikel ini telah diunggah di Website Departemen BEPH FK-KMK UGM)