FK-KMK UGM. Kesehatan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Kesehatan masyarakat bukan hanya merupakan tanggungjawab dinas kesehatan saja. Perguruan tinggi, juga turut berperan dalam meningkatkan ke-melek-an masyarakat (health literacy) di bidang kesehatan. Health literacy ini sebenarnya tidak hanya sebatas tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Namun health literacy juga mencakup kecakapan masyarakat untuk mengakses informasi-informasi kesehatan yang dapat dipercaya dan menerapkannya dalam kehidupan. Hingga akhirnya sehat menjadi gaya hidup.
Tridarma perguruan tinggi menuntut sivitas akademika tidak hanya disibukkan dengan unsur pendidikan saja, namun juga harus melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM telah bertekad menjadikan pengabdian masyarakat sebagai hilirisasi pendidikan dan penelitian, yang dilakukan secara sinergis untuk berkontribusi pada perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Sebagai perguruan tinggi yang berada di wilayah Sleman, FK-KMK pun banyak melakukan kegiatan tridarmanya di wilayah Sleman.
Melalui kegiatan CFHC (community and family health care), pendidikan di FK-KMK berusaha memberikan kontribusi kepada masyarakat-khususnya di wilayah Sleman, dengan cara melakukan pendampingan oleh mahasiswa FK-KMK selama kuliah di UGM kepada keluarga-keluarga mitra yang terpilih. Selain itu, FK-KMK juga memiliki HDSS-Sleman (Health Demographic Surveillance System) yang merupakan kegiatan survei rutin dan berkelanjutan. Kegiatan survei rutin tersebut diharapkan dapat menjadi sarana untuk monitoring kesehatan masyarakat Sleman dan sebagai dasar dalam melakukan intervensi lebih lanjut terkait dengan kesehatan masyarakat.
Kegiatan pendidikan dan penelitian tersebut juga dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sivitas akademika FK-KMK, baik dosen, karyawan, mahasiswa, dan bahkan melibatkan juga alumni. Saat ini, FK-KMK telah menetapkan 10 desa binaan (di wilayah DIY & Jateng). Dari 10 desa binaan tersebut, terdapat 4 desa binaan yang berada di wilayah Kabupaten Sleman.
Semua itu menjadi bukti nyata keinginan FK-KMK untuk memberikan kontribusi terbaik. Tentu saja, upaya-upaya tersebut tidak dapat dilakukan oleh FK-KMK sendiri. Kolaborasi dengan berbagai sektor terkait sangat diperlukan. Selain dengan Dinas Kesehatan dan jajarannya, upaya-upaya untuk mewujudkan masyarakat Sleman yang sehat ini perlu mendapat dukungan nyata dari aparat pemerintah dan segenap tokoh masyarakat.
Hasil survei HDSS-Sleman menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) merupakan maslaah kesehatan yang paling banyak ditemukan. Oleh karena itu, perlu ada langkah nyata yang dilakukan segenap stakeholder untuk mengatasi berbagai masalah PTM tersebut. “Kita, dari perguruan tinggi tidak bisa bergerak sendiri. Kita perlu berkolabrasi dengan banyak pihak, termasuk tokoh masyarakat. Camat dan jajarannya hingga ketua RT, RW dan kepala desa adalah tokoh sentral di masyarakat, yang menjadi panutan masyarakat. Program yang didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat ini, akan mendapat dukungan dan partisipasi masyarakat yang lebih baik,” papar dr Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD selaku ketua HDSS-Sleman. “Untuk itulah pelatihan hari ini dilakukan,”imbuhnya.
Pelatihan tokoh masyarakat yang dilakukan pada hari jumat 26 Oktober 2018 pukul 07.30 – 11.30 WIB ini bertempat di ruang Auditorium FK-KMK UGM. Hadir sebagai pembicara adalah Drs. Pranama, MSi, (kepala bidang kesejahteraan rakyat dan pemerintahan Bapeda Sleman); dr. Novita Krisnaeni, MPH (Kabid pencegahan dan Pengendalian penyakit DInas Kesehatan Sleman), dan dr Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD dari HDSS Sleman. (Kontributor: Supriyati)