FKKMK-RSUP dr Sardjito-Dinas Kesehatan Propinsi DIY Selenggarakan Lokakarya Registrasi Kanker

FKKMKM-UGM. Saat ini Indonesia tengah berada dalam status ganda tren penyakit. Selain adanya penyakit menular, penyakit tidak menular juga menjadi tren dengan jumlah penderita yang cukup tinggi. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang saat ini menjadi tren. Jumlah kasusnya terbilang tinggi di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu propinsi dengan jumlah kasus kanker yang cukup tinggi. Banyaknya jumlah kasus kanker di propinsi ini membuat pemerintah daerah dan berbagai instansi kesehatan di DIY memikirkan berbagai cara untuk mengatasi masalah ini.

Berawal dari permasalahan tersebut, FKKMK UGM bekerjasama dengan RSUP dr Sardjito dan Dinas Kesehatan Propinsi DIY  menyelenggarakan “Penguatan Jejaring dan Lokakarya Registrasi Kanker Berbasis Populasi Daerah Istimewa Yogyakarta” pada 5-6 Juli 2018 di Aula C Dinas Kesehatan Propinsi DIY. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 13 rumah sakit di Propinsi DIY.

Acara ini juga merupakan wujud dari implementasi Academic Health System (AHS) yang sedang digadang oleh FKKMK UGM. Melalui AHS, diharapkan kerjasama antara institusi pendidikan, pemegang kebijakan, serta institusi pemberi pelayanan kesehatan dapat bersinergi untuk mewujudkan fungsi masing-masing, baik dari segi pendidikan, penelitian, maupun pengabdian, sehingga tercipta tujuan akhir untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni, dan Pengabdian Kepada Masyarakat FKKMK UGM dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., PhD dalam sambutannya. “Kegiatan ini sangat penting, sebagai salah satu impementasi Academic Health System, dimana kita bersama-sama melakukan integrasi fungsi antara rumah sakit, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan untuk melakukan peningkatan fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian dalam hal ini pelayanan. Dan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”.

Senada dengan pernyataan tersebut, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, drg. M. Taufik, M.Kes menyampaikan bahwa AHS ini bisa dimaknai sebagai cara untuk bersinergi demi kepentingan masyarakat. “Situasi di DIY, memang data terakhir penyakit tidak menular mengambil posisi tertinggi, sekitar 57%. Ini yang membuat DIY memiliki nilai lebih tinggi dibanding propinsi yang lain. Situasi ini perlu ditindaklanjuti dengan bagaimana kita membuat suatu intervensi, program, maupun kebijakan yang kita laksanakan di DIY. Yang jadi masalah adalah bagaimana kita bersinergi dengan masyarakat untuk memberikan suatu intervensi. Untuk itu, kemarin diminta oleh pemerintah daerah melalui AHS ini. Kita sebetulnya sudah mulai masuk ke dalam hal yang berhubungan dengan situasi, kita punya riset, kita juga punya data. Kemudian hubungannya, kalau kita punya riset, punya data, kita akan menentukan terobosannya untuk itu. Oleh karena itu, kita menangkap dengan baik acara ini, dalam artian terbuka, bahwa mudah-mudahan di DIY pendataan penyakit kanker termasuk jejaring ini bisa terlaksana”, jelas drg. Taufik.

Melalui kegiatan ini, selain untuk menguatkan jejaring, perwakilan 13 rumah sakit diajak bersama untuk membahas mengenai bagaimana proses registrasi kanker yang baik dan tepat. Hal ini karena registrasi kanker merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya registrasi kanker yang baik, pengelola dan pemegang kebijakan bisa mendapatkan data lokal. Dengan begitu, tentunya para pengelola kesehatan dan pemegang kebijakan bisa mendapatkan data yang lebih akurat mengenai pola penyakit di daerah lokal, sehingga dari registrasi ini suatu rekomendasi bisa dibuat, baik dari segi preventif maupun promotif. (Rasyid/Reporter)