FK-KMK UGM Tingkatkan Literasi Kesehatan Masyarakat Bantul melalui Program Pencegahan Leptospirosis

FK-KMK UGM Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan di Padukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 15 November 2025, sebagai bagian dari kerja sama antara Departemen Farmakologi dan Terapi serta Departemen Mikrobiologi FK-KMK UGM.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengangkat tema “Pengendalian Leptospirosis dan Pemberdayaan Masyarakat melalui REWANG (Relawan dan Warga Antisipasi Keracunan Pangan dan Peduli Gizi Seimbang)”. Tema tersebut dipilih sebagai respons terhadap meningkatnya kasus leptospirosis di wilayah Bantul, termasuk adanya laporan kematian warga akibat penyakit tersebut. Melalui kegiatan ini, tim mendorong edukasi komprehensif bagi warga mengenai pencegahan leptospirosis, keamanan pangan, serta praktik pemenuhan gizi seimbang dalam rumah tangga.

Acara dibuka dengan sambutan dari tim penyelenggara yang menekankan pentingnya kolaborasi multi pihak dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, sesi materi disampaikan oleh dr. Yolanda dari Departemen Farmakologi dan Terapi, yang membahas topik “Kepatuhan Obat dan Bahaya Resistensi Antibiotik.” Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa pola penggunaan obat yang tidak sesuai anjuran dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik, sebuah ancaman kesehatan serius yang dapat berdampak jangka panjang bagi masyarakat.

Pada sesi berikutnya, tim dari Departemen Mikrobiologi memaparkan informasi mengenai penyebab, cara penularan, dan langkah pencegahan leptospirosis. Penyuluhan ini mencakup praktik perilaku hidup bersih, penggunaan alat pelindung diri saat beraktivitas di area berair, serta strategi berbasis komunitas untuk menekan risiko penularan bakteri Leptospira.

Sebagai bentuk dukungan nyata, kegiatan ditutup dengan penyerahan sepatu bot kepada perwakilan warga, yakni Ibu Dukuh Sompok. Bantuan tersebut diharapkan dapat mendukung upaya perlindungan diri masyarakat yang beraktivitas di lingkungan berisiko tinggi.

Pelaksanaan kegiatan ini berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs). Upaya edukasi gizi seimbang mewujudkan SDG 2: Tanpa Kelaparan melalui peningkatan literasi pangan keluarga. Intervensi kesehatan lingkungan dan sosialisasi bahaya leptospirosis menguatkan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Materi mengenai sanitasi dan pentingnya perilaku bersih mendukung SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak. Edukasi keamanan pangan yang diberikan kepada warga sejalan dengan SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, sementara kolaborasi lintas institusi yang dilakukan dalam pelaksanaan program menguatkan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Integrasi berbagai fokus SDGs ini menegaskan bahwa strategi kesehatan masyarakat perlu dirancang secara komprehensif, berkelanjutan, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga memperkuat sinergi antara akademisi, pemerintah lokal, dan komunitas sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran leptospirosis serta meningkatkan ketahanan pangan dan pemahaman kesehatan warga Sompok. Kehadiran dan antusiasme masyarakat menjadi indikasi bahwa program ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun tindakan preventif berbasis komunitas yang berkelanjutan. (Kontributor: Sudi Indra Jaya).