FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM) menerima kunjungan tamu dari Netherlands Cancer Institute Antoni Van Leeuwenhoek (NKI AVL) pada Kamis (12/12). Kunjungan ini merupakan bagian dari keberlanjutan kerja sama Tri Daharma Perguruan Tinggi antara Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher (THT-BKL) FK-KMK UGM dan NKI AVL mengenai Head and Neck Cancer.
Asisten Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A(K), mengatakan, saat ini kanker menjadi perhatian khusus oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, khususnya dalam genomik. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah menginisiasi genomic medicine selama dua tahun belakangan.
“Program ini mulai mengumpulkan sampel dari 10 rumah sakit, termasuk RSUP Dr. Sardjito, rumah sakit kami, dan RS Kanker Dharmais, dimulai dari kanker kolon (CRC), kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker paru-paru. Harapannya, kanker nasofaring (NPC) akan dimasukkan ke dalam program nasional ini,” terang Prof. Gunadi.
Peneliti dari NKI AVL, Prof. I Bing Tan, mengemukakan, perlu lebih banyak penyebaran kesadaran mengenai NPC. Pasalnya, kanker leher menempati urutan keempat terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia. Setidaknya, terdapat 120 pasien penderita NPC per tahun.
“Kami memiliki fokus besar pada NPC saat ini. Memang banyak tantangan untuk mengubah sistem, sehingga kita perlu menyebarkan kesadaran dan motivasi kesehatan yang lebih luas terkait program ini pada NPC,” kata Prof. Bing Tan.
Peneliti NKI AVL lainnya, Dr. Baris Karakullukcu, menambahkan, perlu dilakukan screening pada ribuan orang untuk mendeteksi lebih dini adanya kanker leher. Ia mengatakan, banyak orang yang memeriksakan diri ke dokter berdasarkan gejalanya, tanpa deteksi lebih lanjut bahwa itu merupakan kanker.
“Jadi, apabila kita dapat mendeteksi kanker lebih dini, bisa jadi hasilnya akan seperti di Hong Kong dan China. Lebih dari 90 persen pasien di setiap stadium akhirnya dapat bertahan hidup,” jelas Karakullukcu.
Kerja sama ini menjadi salah satu bagian dari kontribusi FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas).