FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menerima kunjungan dari Institut Molekul Indonesia (IMI), pada Rabu (04/12) di Ruang Rapat 2.2 KPTU FK-KMK UGM. Pertemuan dilaksanakan di Gedung KPTU FK-KMK UGM. Tujuan dari kunjungan tersebut yaitu untuk menilik potensi kerja sama terkait uji klinik translational medicine dengan Nano Bubble.

Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., D.Sc selaku Penasihat IMI menyampaikan bahwa penelitian Nano Bubble bertujuan meningkatkan produktivitas lansia yang sering kali tidak produktif setelah usia 60 tahun meskipun harapan hidup rata-rata di Indonesia mencapai 73 tahun. Teknologi Nano Bubble terinspirasi dari pengalaman pribadinya selama pemulihan dari Covid-19, di mana ia menciptakan gelembung nanometer berisi oksigen dan hidrogen yang dapat langsung mencapai sel tanpa melalui hemoglobin. Inovasi ini diharapkan efektif mendukung kebutuhan kesehatan.

“Yang kita harapkan, UGM, RSA UGM, maupun RSUP Dr. Sardjito adalah sebuah pre clinic and clinical test yang bentuknya adalah from lab bench to bedside. Jadi, kajian dari teori sampai terapan nyambung, agar pikiran-pikitan kita sampai ke masyarakat secara lebih cepat,” terang Prof. Sutiman.

Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K) mengatakan, FK-KMK UGM dan IMI telah menemukan titik potensi kerja sama antara kedua pihak. Namun, perlu penyesuaian kolaborasi riset antara FK-KMK sebagai institusi pendidikan dan IMI sebagai institusi riset nonpemerintah berbasis komunitas. Oleh karena itu, diperlukan diskusi lebih lanjut terkait hal tersebut antara IMI dan FK-KMK UGM.

“Nantinya, kita bisa mencari cara yang akhirnya bisa memenuhi persyaratan antara keduanya,” ujar dr. Lina.

Pertemuan dan diskusi potensi kolaborasi ini dapat berkontribusi dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.  (Penulis: Citra/Humas).