FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menerima kunjungan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia pada Selasa (25/03) di Ruang Rapat 1.2 Gedung Pusat FK-KMK UGM. Kunjungan membahas rencana kerja sama Program Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia di Daerah dan Beasiswa Indonesia Emas-Daerah (BIE-D).
Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. dr. Sudadi Sp.An., KNA., KAR dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertemuan ini membahas terkait pendidikan. “Sesuai dengan surat permohonan untuk kerja sama, tentu kami menyambut baik permohonan tersebut. Kita bisa diskusikan beberapa poin dalam pertemuan ini,” ujar dr. Sudadi.
Delegasi Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara diwakili oleh Dr. Himmatul Hasanah MP bersama rombongan memaparkan terkait Apkasi. Apkasi mempunyai rencana untuk berkontribusi dalam pemerataan tenaga kesehatan di Indonesia. “Fungsi Akapsi memfasilitasi kabupaten-kabupaten agar dapat mengirimkan putra daerah untuk belajar di FK-KMK UGM, agar ke depannya dapat mengabdi di daerahnya masing-masing.”
Diskusi ini sejalan dengan tujuan FK-KMK UGM, karena UGM mempunya Sistem Kesehatan Akademik yang bertugas sebagai koordinator pemerataan tenaga kesehatan di wilayah IV, meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Seluruh Provinsi di pulau Kalimantan. “Kami di UGM mempunyai Sistem Akademik Kesehatan, sehingga diskusi ini menarik dan sangat sesuai dengan apa yang UGM laksanakan selama ini. Jika memang berlanjut, mungkin kita fokuskan di wilayah IV, karena di Indonesia, Sistem Kesehatan Akademik dibagi menjadi VI wilayah,” terang dr. Sudadi.
dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM menyampaikan terkait dengan pengiriman tenaga kesehatan meliputi dokter umum maupun dokter spesialis di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, ada banyak tantangannya. Tidak hanya terkait fasilitas, namun juga terkait keamanan, dan yang lainnya.
“Setiap penerimaan mahasiswa PPDS, FK-KMK UGM pasti menerima lebih dari 10% PPDS dari daerah 3T. Harapannya tentu nantinya mereka kembali mengabdi ke daerahnya masing-masing,” terang dr. Hamim.
Hal yang sama disampaikan oleh dr. Haryo Bismantara, MPH (Koordinator Sistem Kesehatan Akademik UGM), bahwa pemerataan distribusi tenaga kesehatan ini menjadi tugas bersama, seluruh pihak harus saling berkolaborasi. “Yang perlu diperhatikan di sini adalah kabupaten. Koordinasi tidak hanya dengan provinsi tapi langsung ke kabupaten, ini menjadi catatan kami saat di Sistem Kesehatan Akademik.”
Kunjungan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara ini sejalan dengan SDG: 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Humas/Sitam).