FK-KMK UGM. Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) memublikasikan penelitian kolaboratif lintas departemen. Penelitian ini membahas potensi tanaman Physalis angulata atau ciplukan dalam melindungi jaringan testis dari kerusakan akibat diabetes mellitus. Studi tersebut dipublikasikan pada Journal of Applied Pharmaceutical Science edisi Agustus 2025 dengan judul “Effect of Physalis angulata fraction on seminiferous tubules, Bax, Bcl-2, and SOD1 mRNA expression in testicular diabetic rat model”, melibatkan peneliti FK-KMK UGM, termasuk Prof. Dicky Moch Rizal dari Departemen Fisiologi, sebagai bagian dari kolaborasi riset multidisipliner di lingkungan fakultas.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya prevalensi diabetes mellitus secara global yang tidak hanya berdampak pada sistem metabolik, tetapi juga berpengaruh signifikan terhadap kesehatan reproduksi pria. Kondisi hiperglikemia kronis diketahui memicu stres oksidatif, meningkatkan proses apoptosis, serta menyebabkan kerusakan struktur testis yang berujung pada penurunan kualitas sperma dan risiko infertilitas. Di tengah keterbatasan terapi konvensional dan potensi efek samping jangka panjang, tanaman herbal dengan kandungan antioksidan tinggi menjadi alternatif yang menjanjikan untuk dikaji secara ilmiah.
Dalam penelitian ini, model tikus diabetes diinduksi menggunakan streptozotocin (STZ) dan diberikan fraksi aktif Physalis angulata dengan tiga variasi dosis, yakni 8,5 mg/kgBB, 34 mg/kgBB, dan 136 mg/kgBB selama dua bulan. Analisis dilakukan melalui pemeriksaan histologis tubulus seminiferus serta evaluasi ekspresi gen Bax, Bcl-2, dan SOD1 yang berperan penting dalam mekanisme apoptosis dan pertahanan antioksidan sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis tertinggi fraksi ciplukan mampu memperbaiki ketebalan epitel tubulus seminiferus, memperkecil lumen tubulus, menurunkan ekspresi Bax, serta meningkatkan ekspresi Bcl-2 dan SOD1. Temuan ini menandakan adanya efek protektif terhadap sel testis dan perbaikan kerusakan jaringan akibat hiperglikemia.
Secara biologis, hasil tersebut menguatkan peran flavonoid dalam Physalis angulata sebagai antioksidan yang efektif dalam menekan stres oksidatif dan apoptosis pada jaringan reproduksi. Dengan demikian, fraksi aktif tanaman ini berpotensi dikembangkan sebagai suplemen pendukung untuk mencegah disfungsi reproduksi pada pria dengan diabetes, sekaligus membuka ruang bagi penelitian lanjutan terkait keamanan, toksisitas, dan aplikasi klinis pada manusia. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti ilmiah bahwa Physalis angulata memiliki potensi protektif terhadap kerusakan testis akibat diabetes melalui mekanisme antioksidan dan anti-apoptotik. Publikasi ini memperkuat peran FK-KMK UGM dalam pengembangan riset biomedis berbasis sumber daya hayati lokal yang relevan dengan permasalahan kesehatan masyarakat.
Penelitian ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan melalui kontribusi pada pengembangan terapi komplementer untuk penyakit kronis, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan adanya riset dan publikasi. Selain itu, pemanfaatan tanaman obat lokal mendukung SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi bahan alam berbasis riset, SDG 15: Ekosistem Daratan dengan mendorong pemanfaatan biodiversitas Indonesia secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Wisnu Eka Wardana).




