FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM dan Academic Health System (AHS) UGM menggelar acara laporan langsung (live report) penugasan relawan Manajemen Kesehatan Pokja Bencana untuk membantu penanganan tanggap darurat di lokasi bencana erupsi gunung Semeru Lumajang Jawa Timur, Kamis (9/12) melalui forum webinar. Sedangkan relawan Manajemen Kesehatan Pokja Bencana FK-KMK UGM yang bertugas di Semeru adalah Apt.Gde Yulian Yogadhita,M.Epid dan Happy R. pangaribuan, SKM,MPH.
“Acara webinar kali ini digelar untuk mengetahui apakah rencana fakultas untuk respon tanggap darurat bencana erupsi gunung semeru lebih mengena atau tidak. Hal pertama yang diperlukan tentu adalah informasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, maupun Pemda setempat untuk mendapatkan informasi awal terkait kondisi terkini dari masyarakat terdampak. Dari hasil koordinasi tersebut kita akan mendapatkan informasi relawan medis yang dikirimkan ke lokasi sepertinya telah mencukupi,” terang Wakil Dekan bidang Kerjasama, Alumni, dan Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, MSc., PhD., saat memberikan pengantar acara.
Dokter Yodi juga menambahkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang sejauh ini membutuhkan relawan yang bisa membantu manajemen penanganan bencana, melakukan koordinasi lintas bidang, pengaturan logistik medis, pelaporan hingga identifikasi permasalahan kesehatan masyarakat.
“Manajemen bencana merupakan kompetensi yang cukup lama dikembangkan FK-KMK UGM. Untuk merespon permasalahan di Semeru, maka Pokja Bencana AHS UGM telah menugaskan tim manajemen bencana sejak 6 Desember 2021. Melalui live report hari ini, harapannya kita semua bisa melaporkan situasi terkini dari Lumajang dan memperoleh informasi akurat mengenai apa yang mendesak untuk dilakukan hingga memenuhi kebutuhan tersebut,” paparnya.
Selain itu, dr. Yodi juga menegaskan bahwa kehadiran tim Sobat FK-KMK UGM dalam ruang webinar ini juga menjadi upaya untuk mendukung penggalangan dana bagi bencana Semeru. “Melalui live report ini juga, Saudara terdampak bisa mendapatkan bantuan lebih baik melalui penguatan dan donasi,” harapnya.
“Kami datang pada hari Senin dan sampai di sini hari Selasa langsung melapor ke Dinkes Kabupaten Lumajang, di bagian seksi pelayanan rujukan yang mengatasi relawan. Kami tidak menemukan situasi yang sangat mencekam, Kota Lumajang bahkan tidak terlalu terdampak. Amanahnya kami ke sini diminta melakukan manajemen kluster kesehatan, dan memperkuat lagi strukturnya. Manajemen kluster kesehatan sebagai tugas pertama kami di Dinkes Lumajang sudah berhasil dilakukan dengan baik,” tutur Gedhe Yulian, saat melaporkan kondisi terkini di Lumajang.
Sesuai hasil laporan Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lumajang, Irma Rokhmania, sampai saat ini jumlah pengungsi bencana erupsi Semeru sebanyak 2.211 jiwa. Irma juga melaporkan bahwa dari sisi kesehatan sejuah ini sudah ditangani dengan baik dibantu t im relawan kesehatan di 10 titik pos pelayanan kesehatan di 3 kecamatan. Namun, ada satu kecamatan yang terputus aksesnya yakni Kecamatan Pronojiwo sehingga menjadi kendala bagi tim karena mereka memerlukan waktu lebih untuk mencapai lokasi.
“Dari sisi untuk tim relawan kesehatan sampai saat ini ada 32 sementara yang masih bertugas di sini 23, sangat membantu, apalagi daerah Pronojiwo, banyak relawan lain yang masuk wilayah itu. Dengan bantuan teman-teman relawan, kita dari sisi kesehatan sudah bagus,” terang Irma. Dirinya juga menambahkan bahwa banyaknya relawan yang bertugas di Lumajang tetap harus mematuhi protokol kesehatan seperti sudah vaksin lengkap dan membawa surat tugas.
Saat dikonfirmasi mengenai apasaja yang berubah saat ini mengenai pengelolaan kerja Dinas Kesehatan, Irma menjawab beberapa hal. Pertama, Dinas Kesehatan menggelar rapat koordinasi rutin setiap hari pada pukul 13.00 WIB untuk mempersiapkan bahan rapat koordinasi Kepala Dinas Kesehatan dengan tim Satgas Bencana. Kedua, kembali mengelola sistem data yang ada, dan Dinas Kesehatan menurut Irma sudah percaya diri untuk mempublikasikan data ke Satgas Bencana. Ketiga, melakukan pendampingan terhadap banyaknya tamu yang datang. Dan yang keempat, tim promosi kesehatan akan bergerak bersama untuk melakukan edukasi dan komunikasi antar pribadi terkait kondisi psikososial pengungsi erupsi gunung Semeru.
“Sejauh ini data penyakit pasca erupsi seputar ISPA, ada potensi diare tapi masih batas tidak ada kenaikan kasus, ini perlu kita waspadai, sementara itu untuk kasus penyakit. Untuk lokasi pengungsian sudah ter-cover kesehatannya. Ada pos kesehatan dan ada juga layanan kesehatan yang mobile,” tegas Irma.
Dokter Puspita selaku ketua Sobat FK-KMK UGM dalam kesempatan ini juga memaparkan mengenai cikal bakal terbentuknya Sobat FK-KMK UGM dan sejauh mana forum tersebut turut berperan dalam penanggulangan bencana erupsi gunung Semeru.
“Melalui Sobat FK-KMK UGM kita bisa berdonasi untuk Lumajang. Bahkan melalui Sobat FK-KMK UGM ini kita mencoba menata donasi untuk Lumajang dalam format filantropi. Sobat sejatinya telah berdiri sejak tahun 2019, di fakultas dan institusi lain sudah ada, hanya diformalkan sebagai unit baru yang berperan memfasilitasi kerjasama dalam kegiatan filantropi oleh FK-KMK UGM dengan menggandeng berbagai stakeholder,” terang dr. Puspita (Wiwin/IRO).