FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bersama Sinergi Sehat Indonesia menyelenggarakan workshop bertema Pengarusutamaan Maskulinitas dalam Memahami Kurangnya Akses Laki-laki terhadap Layanan Kesehatan di Warung Omah Sawah, Bantul. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 9 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Puskesmas Imogiri II, Puskesmas Banguntapan I, serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Pembukaan workshop dilakukan oleh dr. Feranusa Panjuantiningrum selaku Kepala Seksi P2 Dinas Kesehatan Bantul sebagai bentuk dukungan terhadap upaya integrasi perspektif gender dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Workshop ini merupakan tindak lanjut dari penelitian berjudul Menelisik Peran Gender Terkait Kesehatan: Studi Maskulinitas di Bantul yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh tim pengabdian. Kegiatan dirancang dalam tiga sesi utama melalui metode diskusi interaktif. Sesi pertama dimoderatori oleh dr. Ahmad Watsiq Maula dengan fokus pada data epidemiologi TB dan kaitannya dengan isu gender pada kelompok laki-laki. Sesi kedua dipandu oleh Ahnav Bil Auvaq dan membahas sudut pandang maskulinitas dalam akses layanan kesehatan serta pemaparan hasil penelitian. Kemudian pada sesi penutup, dr. Nurholis Majid memfasilitasi proses perancangan intervensi layanan, strategi promosi kesehatan, hingga pendekatan yang dapat dilakukan kepada tokoh masyarakat di tingkat lokal.
Diskusi ini berbagi pengalaman lapangan terkait tantangan pelayanan kesehatan bagi laki-laki. Berbagai strategi dan gagasan muncul, termasuk pentingnya pendekatan komunikasi kesehatan berbasis budaya maskulinitas, kemitraan lintas sektor, serta penguatan edukasi kesehatan pada komunitas laki-laki di masyarakat. Melalui kegiatan ini, peserta berharap dapat menerapkan model layanan yang lebih responsif gender dan mendorong peningkatan akses kesehatan bagi laki-laki, terutama pada pencegahan dan penanganan tuberkulosis serta layanan kesehatan dasar lainnya.
Workshop ini menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem layanan kesehatan yang lebih inklusif dan berperspektif gender. Upaya ini juga mendukung tujuan Sustainable Development Goals, khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Melalui kegiatan workshop ini menegaskan komitmen dalam mendorong layanan kesehatan yang sensitif terhadap kebutuhan kelompok laki-laki, khususnya melalui integrasi perspektif maskulinitas dalam perencanaan dan implementasi program kesehatan di Bantul. Kegiatan ini diharapkan menjadi rujukan untuk pengembangan program kesehatan berbasis gender ke depan. (Kontributor: dr. Ahmad Watsiq Maula,MPH).




