FK-KMK UGM. Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan webinar bertajuk “Strategi Inovatif dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Era Transformasi Teknologi”. Webinar dilaksanakan secara daring melalui Zoom, Rabu (12/2/2025). Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan SDM FK-KMK UGM, Prof. Dr. dr. Hera Nirwati, M.Kes, Sp.MK(K), membuka webinar dengan mengemukakan pentingnya memahami K3 dalam dunia industri dan dunia kerja secara umum. Ditambah, perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat tantangan dan penerapan K3 semakin kompleks. Menurut Prof. Hera, diperlukan strategi inovatif agar keselamatan kerja tetap menjadi prioritas utama tanpa menghambat laju perkembangan industri dan teknologi.
“Kami berharap, webinar ini dapat menjadi wadah diskusi yang produktif, memberikan wawasan yang bermanfaat, serta mendorong terciptanya langkah-langkah konkret dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor industri,” sambut Prof. Hera.
Chairman WSO Indonesia, Soehatman Ramli, DIPL., SM., SKM., MBA, mengungkapkan bahwa perkembangan K3 semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan tekonologi. Oleh karena itu, diperlukan strategi dalam mengelola K3.
“Kuncinya yang utama adalah mengurangi insiden dan kecelakaan dengan menggunakan teknologi, meningkatkan moral pekerja dan produktivitas, dan melihat dari segi benefit—finansialnya apakah membawa manfaat perusahaan—sehingga akan menambah produktivitas dan benefit bagi perusahaan,” terang Soehatman.
Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., turut menjelaskan tentang strategi inovatif dalam K3 yang tidak hanya terbatas pada penggunaan teknologi, tetapi bagaimana sudut pandang dalam melihat permasalahan terkait mengelola ketenagakerjaan. Prof. Yassierli menyebut, transformasi yang dilakukan harus berangkat dari mindset.
“Inovatif pertama, kita mengubah mindset kita menjadi safety yang ukurannya lebih bersifat leading. Inovatif yang kedua adalah how we treat people. Kalau kita bicara teknologi, mampu tidak teknologi itu melihat deviasi antara orang dan prosedurnya dan bisa memberikan informasi strategis kepada manajemen, berapa risikonya nanti, atau apa intervensi yang bisa dilakukan,” terang Prof. Yassierli.
Selain Soehatman Ramli dan Prof. Yassierli, webinar turut menghadirkan pemateri lainnya, yakni Prof. Dr. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D (DRRC UI & Dosen K3 FKM UI) yang membahas tentang strategi mitigasi risiko K3 dalam menanggapi bencana alam dan Brario Anindito, ST., MT (Asisstant VP PKT Bontang) yang memaparkan tentang best practice K3 di industri.
Webinar ini merupakan salah satu wujud kontribusi FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas).