FK-KMK UGM. Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) memublikasikan penelitian ilmiah tentang multidrug resistance (MDR) pada infeksi saluran kemih (ISK). Publikasi ini diterbitkan pada 6 September 2025 dalam jurnal The Microbe volume terbaru dengan judul “Emergence of Multidrug Resistance in Urinary Tract Infections Patients Worldwide (1976–2024)”.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab apa yang terjadi dalam perkembangan riset MDR-ISK, di mana saja penelitian tersebut paling banyak dilakukan, siapa pihak yang berkontribusi, bagaimana perubahan tren riset terjadi, serta mengapa isu ini semakin krusial dalam kesehatan global. Adapun penelitian ini merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin yang melibatkan Wahyu Aristyaning Putri, dr. R. Jajar Setiawan (Departemen Fisiologi UGM), Muhammad Evy Prastiyanto, Fajar Sofyantoro, Abdul Rahman Siregar, dan Anjar Tri Wibowo.
Pada penelitian, tim menganalisis 4.760 publikasi yang membahas MDR pada ISK selama hampir lima dekade, menggunakan pendekatan bibliometrik dan pemetaan visual melalui perangkat lunak VOSviewer. Kajian ini menguraikan perkembangan signifikan penelitian MDR-ISK sejak 1976, dengan peningkatan tajam mulai 1994 setelah meluasnya penggunaan PCR yang memudahkan identifikasi gen resistensi bakteri. Temuan menunjukkan bahwa publikasi global mencapai puncaknya pada tahun 2020. Amerika Serikat tercatat sebagai kontributor terbesar dengan 999 publikasi, diikuti India, Spanyol, Italia, dan Tiongkok. Menariknya, analisis overlay menunjukkan pergeseran fokus riset menuju Irak dalam lima tahun terakhir, seiring meningkatnya urgensi resistensi antimikroba (AMR) di kawasan Timur Tengah.
Studi ini juga mengonfirmasi bahwa University of Queensland merupakan institusi paling produktif dalam publikasi terkait MDR-ISK, sementara jurnal Antibiotics menjadi kanal ilmiah yang memuat publikasi paling banyak. Dari segi metodologi, terjadi pergeseran riset dari pendekatan klinis menuju fokus molekuler dan genetik, terlihat dari meningkatnya penggunaan kata kunci seperti genetics, bacterial genes, PCR, dan meropenem. Penelitian ini turut memetakan patogen utama penyebab ISK seperti E. coli, K. pneumoniae, P. mirabilis, E. faecalis, dan S. saprophyticus, serta mencatat tantangan resistensi terhadap berbagai antibiotik mulai dari nitrofurantoin hingga kelompok karbapenem akibat meningkatnya mekanisme ESBL pada Enterobacteriaceae.
Analisis tren lima dekade ini menunjukkan bahwa peningkatan publikasi terutama didorong oleh berkembangnya metode deteksi genetik, studi retrospektif berbasis rumah sakit, dan peningkatan urgensi AMR sebagai ancaman kesehatan global. Dengan demikian, studi ini tidak hanya mencatat data bibliometrik, tetapi sekaligus menggambarkan peta pengetahuan dan arah perkembangan MDR-ISK di masa mendatang.
Penelitian ini memberikan kontribusi strategis dalam mendukung agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Dari perspektif SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, MDR-ISK merupakan ancaman serius bagi efektivitas pengobatan, karena resistensi yang meningkat dapat memperpanjang masa rawat inap, meningkatkan komplikasi, dan memicu tingginya angka kekambuhan. SDG 4: Pendidikan Berkualitas karena studi ini membantu menyediakan dasar data yang diperlukan untuk kebijakan antibiotic stewardship di berbagai negara. Selanjutnya, pergeseran riset menuju aspek molekuler mendukung SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, karena menandakan perlunya pengembangan teknologi laboratorium, metode deteksi molekuler, serta inovasi terapi antimikroba. Studi ini juga mempertegas pentingnya jejaring kolaborasi internasional yang sejalan dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, menunjukkan bahwa upaya mengatasi AMR memerlukan sinergi global yang kuat dan berkelanjutan.
Sebagai studi bibliometrik global pertama yang secara khusus memetakan tren MDR pada infeksi saluran kemih selama hampir 50 tahun, penelitian yang dipublikasikan dalam The Microbe ini memberikan landasan penting bagi arah riset, kebijakan kesehatan, serta strategi pengendalian AMR di tingkat internasional. Temuan tersebut diharapkan mendorong penguatan kolaborasi global, peningkatan kapasitas riset resistensi antimikroba, serta kesadaran lebih luas mengenai urgensi MDR-ISK sebagai ancaman kesehatan masyarakat dunia. Kontribusi FK-KMK UGM dalam publikasi ini menunjukkan peran aktif institusi dalam mendukung riset berbasis bukti dan memajukan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. (Kontributor: Wisnu Eka Wardana).




