FK-KMK UGM Publikasikan Penelitian tentang Khasiat Ficus carica bagi Kesehatan Hati dan Otak

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mempublikasikan hasil penelitian terbaru yang mengungkap potensi Ficus carica (buah tin) sebagai sumber nutrisi alami untuk mencegah gangguan kognitif yang berkaitan dengan penyakit hati berlemak non-alkohol (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD) akibat paparan hipoksia intermiten.

Penelitian ini dimuat dalam Kobe Journal of Medical Sciences dengan judul “Ficus carica Attenuates Cognitive Impairment and Liver Oxidative Stress Induced by Intermittent Hypoxia in Rats with Non-Alcoholic Fatty Liver Disease”, Volume 71, Edisi Agustus 2025, oleh Dwi Widyawati, Andreanyta Meliala, Siswanto, Paramita Narwidina, dan Ayu Tiara Fitri* (Departemen Fisiologi FK-KMK UGM). Adapun dr. Andreanyta Meliala bertindak sebagai penulis korespondensi.

Penelitian ini dilakukan menggunakan 24 ekor tikus jantan Sprague-Dawley yang dipapar hipoksia intermiten selama tujuh hari—kondisi kekurangan oksigen berulang yang sering terjadi pada gangguan tidur obstruktif dan diketahui memperparah NAFLD. Sebelum dan selama paparan tersebut, hewan uji diberi puree Ficus carica varietas Jordan (dibudidayakan di Bogor) selama lima minggu dengan tiga dosis berbeda: rendah (6,25 mL/kg/hari), sedang (12,5 mL/kg/hari), dan tinggi (25 mL/kg/hari).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ficus carica secara signifikan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan hati seperti superoxide dismutase (SOD) dan catalase (CAT), sekaligus menurunkan kadar malondialdehid (MDA) yang menjadi penanda stres oksidatif. Dosis sedang (12,5 mL/kg/hari) memberikan efek paling optimal dengan peningkatan aktivitas CAT serta penurunan rasio inflamasi seperti neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR), platelet-to-lymphocyte ratio (PLR), dan systemic immune-inflammation index (SII). Selain itu, hasil uji perilaku Y-maze menunjukkan bahwa pemberian Ficus carica mampu mempertahankan fungsi memori kerja spasial yang menurun akibat hipoksia. Secara molekuler, pemberian Ficus carica juga menurunkan kadar Hypoxia-Inducible Factor-1α (HIF-1α) di otak, faktor penting yang berperan dalam peradangan dan kerusakan jaringan akibat kekurangan oksigen.

Riset ini sekaligus mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan meningkatnya prevalensi NAFLD di dunia, integrasi buah tin dalam pola makan masyarakat dinilai sebagai langkah preventif yang sederhana, alami, dan berkelanjutan untuk memperkuat kesehatan hati dan fungsi kognitif masyarakat. (Kontributor: Tammim Lana Bil Khoir).